Perjuangan Andi Repli Arifin, Dari Tukang Jahit ke Pengusaha Eco Print

  • Bagikan
Kemeja dan Gamis karya Andi Repli Arifin dari kain eco print, Jumat (7/3/2025).

GOWA, RAKYATSULSEL – Perjalanan Andi Repli Arifin (54) membuktikan bahwa ketekunan dan inovasi dapat mengangkat keterampilan menjadi bisnis bernilai tinggi. Ibu enam anak ini menjadi tulang punggung keluarga setelah suaminya wafat tiga tahun lalu. Berbekal ilmu menjahit yang diwariskan sang suami, ia mencari peluang agar dapurnya tetap mengepul.

Keberuntungan mulai berpihak saat Repli—sapaan akrabnya—bergabung dengan Asosiasi Eco Print melalui kanal Facebook. Bertekad untuk berkembang, ia mencoba menerapkan teknik eco print pada kain putih berukuran dua meter. Ia memilih beberapa jenis daun yang dinilai dapat menghasilkan pola dan warna terbaik, seperti daun lanang, jati, kenikir, kersen, jarak, mangga, dan ketapang.

"Tidak semua daun dan kain bisa digunakan untuk eco print. Kainnya harus berbahan serat alami. Kalau daun, yang paling cantik hasilnya itu daun jati. Orang bilang daun jati tidak pernah gagal," ungkapnya kepada Rakyat Sulsel, Jumat (7/3/2025).

Proses Produksi yang Rumit, Hasil yang Bernilai Seni

Setelah menyiapkan kain dan daun, Repli membentangkan dan menata daun sesuai desain yang diinginkan. Tahap selanjutnya adalah proses blacu, pemberian pewarna alami, pencucian kain untuk menghilangkan lemak, hingga tahap mordan sebelum digulung dan dikukus selama dua jam. Setelah dikeringkan dan pola tercetak sempurna, kain siap dijahit menjadi berbagai produk fashion.

Dibutuhkan waktu sekitar dua hari untuk menyelesaikan seluruh rangkaian proses eco print. Setelah menguasai tekniknya, Repli mulai memproduksi berbagai macam produk berbasis eco print seperti tas, topi, kemeja, gamis, dan baju bodo khas Bugis Makassar.

“Sekarang saya bisa membuat berbagai produk berbahan eco print. Semua saya buat sendiri dari awal hingga menjadi produk jadi,” jelasnya.

Karena proses pembuatannya yang rumit, harga produk eco print Repli dibanderol mulai dari Rp150 ribu hingga jutaan rupiah. Namun, bagi pecinta seni dan produk ramah lingkungan, harga bukanlah masalah.

"Alhamdulillah, meskipun harganya cukup mahal bagi sebagian orang, peminatnya tetap ada. Saya memasarkannya melalui media sosial dan Shopee, selalu ada saja pesanan," tambah ibu asal Selayar ini.

Dukungan Rumah BUMN dan Perjalanan Menjadi Mentor

Berkat ketekunan dan inovasinya, Repli kini dikenal sebagai salah satu pelaku usaha eco print di Kabupaten Gowa. Keahliannya semakin terasah setelah menjadi bagian dari UMKM binaan Rumah BUMN Makassar, yang juga menaungi pemberdayaan di Kabupaten Gowa.

Selain mendapatkan bantuan modal usaha melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI pada tahun 2022, ia kini sering menjadi pemateri di Rumah BUMN untuk mengajarkan teknik menjahit dan eco print kepada para peserta.

Project Leader Rumah BUMN Makassar, Ayu Anisela, mengapresiasi perjuangan Repli dalam membangun usahanya.

"Rumah BUMN hadir untuk memperkuat kolaborasi antara BUMN dan UMKM serta membina talenta unggul. Ibu Repli adalah salah satu contoh UMKM yang bisa mandiri dan berdaya. Kesuksesannya menjadi inspirasi bagi UMKM lain, sehingga kami sering mempercayakannya sebagai pemateri di Rumah BUMN," jelas Ayu.

Kesungguhan Repli dalam membangun usaha serta dukungan Rumah BUMN menjadi bukti bahwa kolaborasi dapat menciptakan kemandirian ekonomi. Dari sebuah keterampilan sederhana, Repli berhasil menjadikannya peluang bisnis yang mampu mengubah kehidupannya dan menginspirasi banyak orang. (Hikmah/B)

  • Bagikan