LUWU, RAKYATSULSEL – Polres Luwu menggelar konferensi pers untuk mengungkap jaringan calo penerimaan anggota Polri di wilayah hukumnya, Selasa (16/4/2025). Dalam pengungkapan ini, empat calon siswa (casis) dinyatakan menjadi korban penipuan dengan total kerugian mencapai Rp750 juta.
Konferensi pers dipimpin langsung Kapolres Luwu, AKBP Arisandi, didampingi Kasat Reskrim AKP Jodi Dharma dan Kasi Humas Iptu Yakobus. Mereka memaparkan bahwa pengungkapan kasus ini bermula dari laporan empat orang tua casis yang merasa dirugikan.
"Intinya apa yang kami lakukan hari ini adalah upaya untuk mencegah kerugian masyarakat akibat jaringan calo. Kami ingin mengingatkan masyarakat agar tidak tergiur dengan tawaran jalan pintas," ujar Kapolres Arisandi.
Ia menyebutkan, total kerugian yang dialami para korban sebesar Rp750 juta, dengan rincian Rp710 juta ditransfer dan Rp40 juta diserahkan langsung kepada pelaku.
Dalam kasus ini, dua tersangka telah diamankan, yakni HA (52), seorang perempuan yang diduga menjadi aktor utama, dan MR (53), seorang pria yang mengaku sebagai perwira tinggi (jenderal) untuk meyakinkan para korban.
"Modus mereka adalah menawarkan bantuan kelulusan dalam seleksi Bintara Polri Proaktif Gelombang II Tahun 2024. HA merekrut para casis dan meminta sejumlah uang, sedangkan MR berperan meyakinkan orang tua korban dengan mengaku sebagai jenderal berpangkat Irjen," ungkap Arisandi.
Kasat Reskrim AKP Jodi Dharma menjelaskan, keempat korban adalah SC, EP, AD, dan ZM. Mereka dijanjikan kelulusan dengan membayar sejumlah uang sebagai “mahar”.
Barang bukti yang berhasil disita antara lain lima unit handphone, SIM card, slip transaksi pengiriman uang, surat tugas pengawasan rekrutmen Bintara Polri, daftar pengumuman akhir, pembungkus SIM card, serta foto casis yang memegang tulisan “Alhamdulillah Jadi Polisi” dan satu lembar foto sertifikat jasmani.
"Para tersangka dijerat dengan Pasal 378 juncto Pasal 55 dan 56 KUHP tentang penipuan, dengan ancaman hukuman maksimal empat tahun penjara," jelas Jodi.
Ia juga menambahkan bahwa tidak menutup kemungkinan jumlah korban lebih dari empat orang, karena penyidikan masih terus dikembangkan. (Irmus)