Antara Sains, Filsafat, dan Agama (1)

  • Bagikan

Sebagai contoh Maria Tudor, Ratu Inggris, dikenal sebagai ratu yang paling kejam. Jadi secara historis terbukti bahwa Perempuan tidak lebih penyayang daripada laki-laki. Itu metode eksperimen dengan menggunakan logika formal. Itulah sains yang harus dibuktikan dengan eksperimentasi yang bisa diuji untuk menentukan sesuatu itu ilmiah dan bukan ilmiah. Itu kalau kita ingin menemukan kebenaran dengan sains.

Filsafat berbeda dengan sains. Filsafat hanya mengukur kebenaran melalui reasoning, melalui penalaran atau pemikiran saja, tidak perlu dibuktikan secara eksperimen. Sesuatu yang tidak bisa dieksperimenkan menjadi pembahasan filsafat. itu karena filsafat adalah pernyataan kebenaran yang diuji tidak melalui eksperimen tetapi melalui logika.

Ada beberapa pertanyaan filsafat yang belum bisa dijawab oleh sains misalnya apa yang disebut baik, berlaku baik itu seperti apa, apa yang disebut keindahan. Kalau menurut jawaban umum (common sense) bahwa keindahan dan kecantikan bergantung pada mata yang melihatnya. Itu bukan pernyataan ilmiah karena tidak bisa diuji. Tetapi orang-orang yang menjadi panitia ratu kecantikan akan menjawab apa itu cantik secara ilmiah dengan mengukur dan seterusnya tapi itupun sangat subyektif.

Contoh lain adalah alat lie detector untuk menguji apakah seseorang berbohong atau tidak. Menurut sains orang yang berbohong maka detak jantungnya menunjukkan frekuensi tertentu. Tetapi bagi seorang penjahat yang sudah terbiasa berbohong maka ia bisa lolos dari tes uji ini karena Ketika dia berbohong maka frekuensi detak jantungnya normal saja. Itu karena berbohong sudah menjadi kebiasaan.

Filsafat dalam Upaya mencari dan menemukan kebenaran biasanya selalu diawali dengan pertanyaan-pertanyaan untuk kemudian menemukan jawabannya. Pertanyaan-pertanyaan yang dijawab oleh filsafat bukan hanya menghasilkan pengetahuan tetapi juga kebijaksanaan bagi hidup manusia dalam upayanya untuk menemukan kebahagiaan.

Apakah manusia mempunyai kehendak bebas, apa yang disebut kebenaran, apa yang disebut kejahatan, apa hubungan antara jiwa dan tubuh, apakah Tuhan ada, apa yang disebut sains ? itu tidak dijawab oleh sains, tetapi dijawab oleh filsafat. Apa yang disebut agama ? itu tidak dijawab oleh agama tetapi oleh filsafat. Itu adalah pembahasan filsafat. Jadi Ketika orang bertanya apa itu filsafat maka sebenarnya dia sudah berfilsafat.

Filsafat berusaha menjawab semua persoalan yang dipertanyakan oleh manusia dengan menggunakan logika yang disebut dengan critical reasoning, pemikiran yang kritis. Karena itu objek kajian filsafat meliputi objek material dan objek formal, fisik dan metafisik, termasuk Tuhan, alam dan manusia, sedangkan objek formalnya adalah hakikat dari segala sesuatu yang ada (yang wujud), baik yang fisik maupun yang metafisik.

Ada pertanyaan yang lebih mendalam dalam filsafat seperti apa realitas itu, apa gunanya Tuhan menciptakan kematian, mengapa hidup kita harus berakhir dengan kematian, kenapa di dunia ini ada banyak penderitaan, kenapa saya menderita sedangkan saya bukanlah orang jahat, mengapa orang-orang jahat itu justru dimenangkan dan kenapa orang-orang jujur malah dikalahkan, kenapa di dunia ini ada keburukan dan mengapa Tuhan menciptakan keburukan?

  • Bagikan