"Tapi semua itu sudah di bawah kendali karantina. Kami sudah koordinasi dengan Balai Karantina. Artinya untuk mengantisipasi itu, semua sudah siap agar wabah ini tidak menyebar luas di Sulsel," ujar Taufiq.
Sebelumnya, Kementerian Pertanian menjamin hewan kurban untuk konsumsi hari raya Iduladha tidak terpapar wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Dengan demikian, masyarakat tak perlu khawatir berlebihan.
"Nanti kami akan buat SOP khusus mobilisasi ternak dari satu wilayah ke wilayah lain tanpa terkontaminasi oleh PMK ini. Mudah-mudahan satu sampai dua minggu sebelum Iduladha sudah bisa punya itu sehingga masyarakat kaum Muslim bisa melaksanakan kurban dengan aman dan sehat," kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Nasrullah di Jakarta.
Nasrullah mengatakan, PMK pada hewan ternak itu mengakibatkan kuku sapi, kambing, domba, dan babi menjadi terbelah. Penularan penyakit ini terjadi melalui virus yang penyebarannya lewat udara ataupun airborne dan juga kontak langsung.
Namun Nasrullah menekankan bahwa penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak ini tidak menular pada manusia, melainkan hanya sesama hewan ternak.
"Kementerian Pertanian dan juga pemerintah daerah telah melakukan intervensi pengendalian wabah dan pencegahan agar penyebaran PMK pada hewan tidak semakin meluas," jelasnya.
Nasrullah menambahkan, pihaknya optimistis tidak ada kelangkaan hewan ternak untuk kurban pada hari raya Iduladha mendatang. Dia menyebut, kebutuhan hewan ternak untuk kurban biasanya hanya 10 sampai 20 persen dari total populasi yang ada. "Untuk Iduladha kami optimistis InsyaAllah (hewan ternak) tersedia. Pengalaman-pengalaman sebelumnya hanya 10-20 persen dari populasi yang dipakai," tuturnya. (*)