Dikatakannya, Peta Jalan Kakao Berkelanjutan ini harus memiliki perencanaan dokumen yang matang serta yang paling penting adalah dapat dieksekusi.
“Untuk apa menetapkan peta jalan, tapi tidak bisa dieksekusi atau tidak bisa dilaksanakan,” imbuhnya.
“Jangan sampai kita bikin platformnya, tetapi tidak bisa dieksekusi, baik anggaran maupun pelaksanaannya di lapangan,” tandas dia.
Sementara Fera Juhana dari Green Growth Planning and Policy Specialist ICRAF Indonesia, menyambut baik kesiapan Diskominfo dalam menyiapkan satu instrument atau piranti Sistem Monev dalam upaya mendukung Roadmap Kakao Berkelanjutan.
“Proses ini sudah melewati setengah perjalanan. Mungkin hari ini adalah bagian dari upaya kita bersama untuk terus mnyelesaikan perencanaan ini. Jangan sampai apa yang sudah kita buat bersama selama ini menjadi, terhenti begitu saja,” kata Feri.
Untuk itu, ia berharap kepada seluruh stakeholder agar dapat bertransformasi dan mengawal penyusunan Roadmap Kakao Berkelanjutan di Luwu Utara. Sehingga, pemerintah daerah dapat mengimplementasikan apa yang sudah direncanakan dengan matang.
“Memang haras ada satu instrument untuk memastikan apa yang dilaksanakan ini nantinya bisa termonitor dengan jelas. Kalau tidak ada alat monitor, agak susah mengetahui sejauhmana efektivitas dari apa yang sudah kita rancang selama ini,” imbuhnya.
Sebagai leading sector dalam penyiapan platform digital Sistem Monev, Feri berharap kepada Diskominfo Luwu Utara agar menyiapkan bangunan infrastrukturnya karena Sistem Monev ini adalah bagian dari sistem monev yang terintegrasi.