Pondok Pesantren Alurwatul Wustqa Peringati Haul Gurutta Kali Sidenreng

  • Bagikan

SIDRAP, RAKYATSULSEL - Haul ke 18 Anre Gurutta KH Abd Muin Yusuf yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Alurwatul Wustqa, Kelurahan Benteng, Kecamatan Baranti, Kabupaten Sidrap berlangsung Khidmat, Sabtu (6/8/2022).

Haul tersebut dihadiri Bupati Sidrap H.Dollah Mando, Anggota DPRD Sidrap Ahmad Salihin Halim, Perwakilan Polres dan Kodim Sidrap.

Tokoh-tokoh agama juga hadir dalam kegiatan tersebut, diantaranya para pimpinan pesantren se-Kabupaten Sidrap, Rektor IAIN Parepare, Kakan Kemenag Sidrap Dr. Muhammad Idris Usman,  Dr. Hannani dan Profesor Dr. Abdurrahim Arsyad yang sekaligus membawakan hikmad Haul, tokoh-tokoh penting dan ribuan santri dan tamu undangan.

Abdul Karim salah seorang alumni Pondok Pesantren (Ponpes) Alurwatul Wustqa mengungkapkan, peringatan Haul ke 18 Anregurutta KH. Abd. Muin Yusuf tersebut tujuannya untuk menunjukkan bahwa KH. Abd. Muin Yusuf yang juga dikenal Gurutta Kali Sidenreng itu merupakan ulama besar di Sulawesi Selatan, dan kontribusinya untuk bangsa dan negara sangat jelas.

Karena itu, haul tersebut digelar dengan mengundang publik untuk menunjukkan bahwa Gurutta adalah milik ummat dan tidak terbatas pada pondok pesantren Alurwatul Wustqa saja, sebab dalam sejarah hidup Gurutta sangat intens berinteraksi dengan ummat, dalam rangka mendidik, memberi pemahaman pengetahuan keagamaan dan dalam rangka mencerdaskan kehidupan ummat.

"Beliau (Gurutta) juga dikenal sebagai ulama yang tidak memilih siapa yang mengundang, di undang rakyat jelata sekalipun beliau datang," katanya.

"Gurutta juga berperan penting dalam perumusan Kompilasi Hukum Islam Indonesia yang diundangkan pada tahun 1974 silam. Anre Gurutta merupakan salah satu ulama dari puluhan ulama negeri ini yang terlibat dalam perumusan undang-undang Kompilasi Hukum Islam," tambahnya.

Abdul Karim berharap dengan bekal ilmu yang diberikan oleh Gurutta KH Abd Muin Yusuf, dari Pesantren tersebut ada regenerasi ilmu pengetahuan dari Gurutta kepada ummat.

"Haul ini pertama kami laksankan, karena kita ingin benar-benar menunjukkan bahwa Gurutta ini membawa asas kemanfaatan untuk ummat dan publik," katanya.

Kedepan, lanjut Abdul Karim haul akan digelar kembali, namun rencananya dua tahun berikutnya sekaligus dalam rangka memperingati 50 tahun pesantren Alurwatul Wustqa. Dan pada momen tersebut juga rencananya dirangaki dengan launnching buku auto biografi Gurutta.

"Karena haul pertama ini kami juga ingin menegaskan bahwa kami ingin membuat historiografi Gurutta supaya apa?, supaya perjuangan, pemikiran dan pengabdian Gurutta ini dapat didokumentasi dan bisa menjadi investasi sejarah dan investasi ilmu pengetahuan bagi seluruh ummat muslim di Indonesia ini," tutupnya.

Sementara itu, Prof Rahim Arsyad menjelaskan bahwa Gurutta KH. Abd Muin Yusuf merupakan ulama yang hidup di tiga era, Era orde lama, Orde Baru dan Reformasi dan Gurutta mampu menaklukkan hidup di tiga era tersebut.

"Beliau ulama yang tidak terlalu menonjol dan tidak juga berada di bawah, namun beliu ulama yang berada ditengah-tengah atau wasathiyah yang sekarang biasa disebut moderasi beragama, jadi sebelum ada istilah moderasi beragama ini, Gurutta sudah menerapkannya," ungkap  Gurruta Prof. Rahim Arsyad yang juga mantan Ketua IAIN Parepare itu. (*)

  • Bagikan