WAJO, RAKYATSULSEL - Rasio elektrifikasi atau cakupan rumah tangga (RT) yang teraliri listrik di Kabupaten Wajo semakin baik sejak Amran Mahmud menjabat bupati. Hal ini memang menjadi salah satu fokus Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wajo di bawah kepemimpinan kepala daerah bergelar doktor itu, yang dituangkan dalam program Mandi Cahaya Wajo (Macawa).
Terbaru, Bupati Wajo, Amran Mahmud, mendampingi Anggota Komisi VII DPR RI, Andi Yuliani Paris (AYP), meresmikan sekaligus penyalaan pertama Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) di Kelurahan Tancung, Kecamatan Tanasitolo, Sabtu (10/9).
Bantuan BPBL ini merupakan aspirasi legislator Senayan dari Partai Amanat Nasional (PAN) itu. Di Wajo sebanyak 576 RT yang mendapat BPBL. Jumlah itu terbanyak ketiga di Sulawesi Selatan (Sulsel) setelah Kabupaten Maros dan Gowa.
Peresmian dihadiri Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Wanhar; Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara PT PLN Persero, Adi Priyanto Ketua DPRD Wajo, Andi Muhammad Alauddin Palaguna, jajaran pemerintah kecamatan bersama pemerintah desa/kelurahan, serta undangan lainnya.
Amran Mahmud mengatakan, BPBL yang merupakan perjuangan AYP sengat selaras dengan program Pammase 3 L, yakni laleng (infrastruktur), ledeng (air), dan lampu (listrik). Untuk L terakhir inilah masuk subprogram Macawa.
"Kami sangat berterima kasih kepada Andi Yuliani Paris atas perjuangannya sehingga Wajo mendapat bantuan BPBL sebanyak 576 rumah tangga," kata Amran Mahmud, Minggu (11/9).
Amran Mahmud mengungkapkan, sebelum dilantik menjadi orang nomor satu di Bumi Lamaddukelleng, jumlah RT yang tidak teraliri listrik sebanyak 10.000 RT. Data terakhir, saat ini tersisa sekitar 3.000 RT yang tidak teraliri listrik.
"Dominan yang tidak berlistrik ini memiliki KTP nonsubsidi, tetapi kalau dilihat dari segi kehidupan sangat membutuhkan. Insyaaallah kita upayakan untuk masuk DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial)," ungkapnya.
Amran Mahmud mengharapkan 3.000 RT yang tersisa belum teraliri listrik ini dapat dituntaskan sampai 2024. Dengan kata lain pada akhir masa jabatannya, seluruh RT di Bumi Lamaddukelleng teraliri listrsik atau rasio elektrifikasi 100 persen.