Dirinya pun berharap Kemenhub tak hanya melihat dari sisi tepat sasaran atau tidaknya kebijakan subsidi tarif KRL tersebut. Tapi kata dia, Kementrian harus mengkaji lebih jauh mengenai efek domino yang ditimbulkan jika nantinya diterapkan.
"Bisa jadi juga masyarakat akan kembali menggunakan kendaraan pribadi. Padahal, kehadiran KRL ini sudah cukup efektif dalam mengurai kemacetan terutama di DKI Jakarta dan sekitarnya," jelasnya.
Sekadar diketahui, selama ini tarif KRL yang diberlakukan sebesar 55 persen disubsidi oleh pemerintah, sementara 45 persen sisanya ditanggung oleh penumpang. Kemenhub memastikan, penumpang yang mampu akan diberlakukan tarif yang berbeda nantinya. (Fahrul/Raksul/B).