RAKYATSULSEL - Dini dan ibunya terjebak di dalam kerumunan laki-laki yang badannya jauh lebih besar dari mereka, ketika keduanya ingin menyentuh hajar aswad di Ka’bah pada suatu malam.
Mereka terpisah dari ayah dan adik laki-lakinya yang sebenarnya saat itu berangkat bersama.
Sesungguhnya, rangkaian umrah mereka hari itu sudah selesai, tapi Dini dan ibunya ingin sekali mencapai batu yang dalam kisah para nabi disebut berasal dari surga.
"Saat kami tetap berusaha untuk mendekati [batu hajar aswad], tanpa kami tahu apakah cuma kami perempuan yang ada di sana, tiba-tiba saya merasakan ada jari yang masuk ke daerah privat saya," kata Dini, yang meminta identitasnya disamarkan.
"Beberapa detik saya berpikir, ini cacing, atau ular, atau apa, tapi lama-lama sangat tidak nyaman."
Kemudian, Dini langsung memberi tahu ibunya. Setelah sang ibu melihat dan memelototi si pelaku, pelaku lantas menghentikan aksinya.
Menurut penuturan ibundanya, pelaku pelecehan terhadap anaknya itu adalah seorang laki-laki tua.
Dan pascakejadian, laki-laki itu "masih tetap berusaha mendekati".
"Orang-orang sekitar, laki-laki, ngomong sama kami berdua pakai bahasa mereka masing-masing, yang kayaknya intinya, 'Kamu enggak bisa di sini, nanti saja deh. Kalian harus pergi dari sini, sudah tidak nyaman. Kalian satu-satunya perempuan di sini, yang lain laki-laki'," cerita Dini.
Akhirnya, ibunya mengajak Dini pergi dari tempat itu, pergi dari depan Ka’bah, tanpa berhasil mencapai hajar aswad.
Kejadian itu tentu membuat Dini “kaget“ dan bahkan “sedikit trauma“, sampai-sampai dia tidak mau kembali lagi tawaf—salah satu rukun haji atau umrah dengan mengelilingi Ka'bah selama tujuh kali.
Bagaimana tidak, waktu itu Dini mengaku sedang sangat terpukau dan bahagia bisa berada di Masjidil Haram dan berdiri di depan Ka’bah, tapi malah mendapatkan perlakuan yang tidak pantas.
Pengalaman buruk itu hanya diceritakan kepada ayah dan adiknya, dan sang ibu berkata kepada Dini, “tetaplah jadi rahasia kita saja“.
Perjalanan umrah itu berlangsung pada 2010 lalu. Itu adalah ibadah umrah pertamanya, “hadiah dari orang tua“ setelah dia menjalani wisuda sarjananya.
Sebenarnya waktu itu Dini mengaku tidak tahu kalau apa yang dia alami adalah pelecehan seksual.
Delapan tahun setelahnya, tagar #MosqueMeToo di media sosial mengungkap pelecehan seksual yang menimpa para jemaah perempuan dari berbagai negara saat melakukan ibadah haji atau umrah.
"Waktu kejadian, saya bilang ke mama itu bukan karena saya ngeh itu pelecehan seksual, tapi saya lapor ke ibu saya karena itu tidak nyaman," ujar perempuan yang sedang menjalani studi S3-nya di Selandia Baru.