MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Konstelasi Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar (Pilwali) Makassar 2024, arah dukungan Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto masih menjadi penentu kemenangan. Itu berdasarkan hasil riset Lembaga Survei Insert Institute pada Desember 2022 lalu.
Pengaruh Danny Pomanto di Pilwali dipengaruhi beberapa variabel, antaranya figur mencuat masih didominasi wajah lama yang rerata pernah dikalahkan oleh Wali Kota berlatar belakang arsitek itu.
Serta Danny Pomanto masih memiliki basis di Makassar hingga akses di birokrasi. Sehingga konstelasi politik pada Pilwali Makassar akan cukup menguntungkan bagi figur yang berafiliasi dengan Danny Pomanto.
Adapun wajah lama mencuat sebagai figur potensial di Pilwali Makassar antaranya Munafri Arifuddin, Syamzu Rizal, Andi Rachmatika Dewi dan Irman Yasin Limpo. Sedangkan pendatang baru yang digadang - gadang maju yakni, Rudianto Lallo, Ahmad Susanto dan terbaru dr Udin Saputra Malik.
Sejauh ini berdasarkan hasil survei yang mengemuka ke publik, wajah lama di Pilwali nanti masih memiliki popularitas tinggi dibanding pendatang baru. Tetap wajah lama tidak memiliki konektivitas dengan kekuasaan.
Berbeda dengan wajah baru yang terpotret seperti Rudianto Lallo (Ketua DPRD Makassar) dan Ahamd Susanto (Ketua Koni Makassar).
Di mana sedikit diuntungkan karena punya koneksi pada birokrasi dan memiliki hubungan emosional dengan Danny Pomanto.
Misalnya pada Ahmad Susanto jika bertarung di Pilwali 2024 (sebagai bersama bersama Danny) dan tentu mendapat dukungan dari Danny Pomanto tentu akan memiliki pengaruh besar dalam menggaet suara.
Sama halnya Rudianto yang memegang posisi penting di legislatif. Dia dianggap bisa mengendalikan infrastruktur politik di parlemen.
"Artinya irisan politik dan kantong suara Danny di Makassar berpeluang diambil. Karena figur-figur baru itu memang butuh cantolan politik. Bukan cuma partai, tapi juga butuh cantolan personal," kata Pengamat Politik Andi Ali Armunanto, Jumat (10/3/2023).
Hanya saja, kata Ali, jika melihat top of mind pemilih lebih condong ke wajah lama. Pasalnya, wajah lama lebih diuntungkan dalam Pilwali Makassar. Kendati tidak lagi fokus terhadap sosialisasi kepada masyarakat, sisa memikirkan strategi untuk meraih kemenangan.
"Tentu titik start mereka berbeda. Wajah lama tidak perlu lagi berfikir sosialisasi, tapi berfikir strategi pemenangan. Sedangkan figur lain (pendatang baru,red) harus mendorong popularitas dan elektabilitas mereka," tukasnya.
Jika meligat peluang dan analis publik, seharusnya dokter Udin .erupakan menantu Wali Kota Danny Pomanto tak boleh gegabah bergerak maju Pilwali. Agar tim mendukung Danny Pamontao maju Pilwali dan Pilgub tetap satu suara.
Namun, jika Udin Saputra kian agresif bergerak sosialisasikan dieinya dekat masyatakat demi kepentingan Pilwali. Otomatis akan terganggu suara Danny Pomanto maju Pilgub. Bahkan publik akan menilai negatif dengan adanya satu rumpun keluarga maju di kontentasi hajatan Pilkada 2024.
Sementara Pengamat Politik Andi Naharuddin menilai pengaruh Danny Pomanto di Pilwali Makassar tergantung seberapa besar penetrasi ke figur tertentu. Apakah terlibat langsung meyakinkan pemilih atau tidak.
"Peluangnya menjadi besar jika ikut memperjuangkan atau melakukan pergerakan," jelasnya.
Biasanya momentum kontestasi politik, dukungan salah seorang tokoh baik itu mantan kepala daerah atau elite parpol, cukup berpengaruh dalam mendulang suara jika menjatuhkan dukungan ke kandidat tertentu.
Khusus di Pilwali Makassar, playmaker yang disebut cukup berpengaruh adalah Danny Pomanto karena memiliki kekuatan di birokrat-ASN. Kemudian IAS yang dianggap masih memiliki basis pemilih di Makassar.
Kemudian Rusdi Masse yang terbukti mampu mendudukkan istrinya di posisi wakil wali kota dan memiliki kekuatan finansial.
Pengamat politik Andi Naharuddin menilai kandidat yang disokong nama besar tentu punya peluang dalam Pilwali nanti terlebih lagi jika namanya sudah tenar di kalangan masyarakat.
"Peluangnya ada, tapi kecil jika hanya mengandalkan nama besarnya saja. Peluangnya menjadi besar jika figur tersebut ikut memperjuangkan atau melakukan pergerakan," jelasnya.
Salah satu dosen di Unhas tersebut mengatakan kampanye dan sosialisasi dengan menggunakan nama besar yang menyokong tidak efektif jika figur hanya berpangku tangan tanpa adanya bergerakan yang massif.
"Figur tentulah harus bergerak meyakinkan masyarakat bahwa dia punya program strategis atau program yang jitu dan pantas memimpin Kota," tambahnya.
Terpisah, Direktur Eksekutif PT Indeks Politica Indonesia, Suwadi Idris Amir mengatakan Pilwali Makassar 2024 akan berjalan ketat karena elektoral figur-figur tidak berselisih jauh. Artinya ada kemungkinan saling menyalip elektabilitas menuju Pilwali.
Selain itu, Suwadi juga menilai pengaruh dari tokoh-tokoh besar yang akan maju tentu sangat dominan tapi tetap bergantung pada kelayakannya.
"Pengaruhnya cukup besar. Namun kembali lagi bagaimana cara figur tersebut dalam mempengaruhi pemilih baik dari segi strategi pemetaan atau aksi nyata yang dilakukan jelang Pilwali," ucapnya. (Yad/B)