Elektabilitas Gerindra Meroket

  • Bagikan
Meski Diejek Berulang Kali Kalah, Prabowo Tegaskan Tidak Akan Menyerah Maju Pilpres 2024

JAKARTA, RAKYATSULSEL - Elektabilitas Partai Gerindra terus mengalami kenaikan jelang Pemilu 2024.

Berdasarkan hasil survei Polmatrix Indonesia, elektebilitas Partai Gerindra kini sudah mendekati PDI Perjuangan.

Direktur Eksekutif Polmatrix Indonesia Dendik Rulianto menyebut berdasarkan hasil survei pihaknya elektabilitas Gerindra mencapai 15,1 persen, mendekati elektabilitas PDI Perjuangan yang 16,0 persen.

"Elektabilitas Gerindra menempel ketat PDIP, sedangkan NasDem kembali ambles di bawah parliamentary threshold (PT)," ujarnya, Minggu, (21/5/2023).

Dendik menjelaskan bahwa PDIP mendapat tekanan publik usai batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U20.

Elektabilitas PDIP cenderung stagnan meskipun telah mempercepat deklarasi Ganjar Pranowo sebagai calon presiden.

Praktis, dua kekuatan politik kini tengah berhadap-hadapan, antara PDIP yang mengusung Ganjar dengan Gerindra pengusung Prabowo Subianto.

Menurut Dendik, tensi politik yang meninggi beberapa waktu terakhir menciptakan dinamika elektoral baru.

PDI Perjuangan yang biasanya selalu unggul jauh di atas partai-partai lain, kini harus menghitung cermat ancaman Gerindra yang selama ini berada pada peringkat kedua.

Persinggungan antara pemilu anggota legislatif (pileg) dan pemilu presiden makin menemukan bentuknya.

Identifikasi partai politik dengan calon presiden memberikan efek ekor jas (coattail effect), dalam hal sentimen positif maupun negatif.

NasDem yang mengusung Anies Baswedan, dengan elektabilitas hanya sebesar 3,1 persen.

Golkar yang memimpin Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) tengah merapat ke poros Gerindra dan PKB yang tergabung dalam koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR).

Elektabilitas Golkar bertengger pada peringkat ketiga sebesar 8,8 persen, sedangkan PKB 7,7 persen.

Sejumlah partai lainnya menyatakan keinginan bergabung dalam koalisi besar, di antaranya Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebesar 5,8 persen. Ada dua partai oposisi yang tergabung dalam Koalisi Perubahan, yaitu Partai Demokrat (8,2 persen) dan PKS (4,5 persen).

Partai-partai lainnya berada di bawah NasDem, di antaranya dua partai anggota KIB, yaitu PPP (2,7 persen) dan PAN (2,0 persen). PPP telah memutuskan bergabung dengan PDIP untuk mengusung Ganjar, sedangkan PAN masih menunggu pembahasan di internal partai.

Berikutnya ada Perindo (1,5 persen), Gelora (1,3 persen), dan Ummat (1,0 persen). Lalu PBB (0,7 persen), Hanura (0,4 persen), dan PKN (0,1 persen). Garuda dan Partai Buruh nihil dukungan, sedangkan sisanya menyatakan tidak tahu/tidak jawab sebanyak 21,1 persen.

Survei Polmatrix Indonesia dilakukan pada tanggal 5—12 Mei 2023 terhadap 2.000 responden mewakili 34 provinsi. Metode survei adalah multistage random sampling (acak bertingkat) dengan margin of error survei sebesar kurang lebih 2,2 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen. (FIN)

  • Bagikan