Petugas PPIH Sita Barang Bawaan JCH, Dari Telur Asin Hingga Minyak Gosok

  • Bagikan

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Pemberangkatan Jemaah Calon Haji (JCH) gelombang pertama telah usai. Sebanyak 7.832 jemaah yang terbagi menjadi 20 kelompok terbang (Kloter) telah bertolak dari Embarkasi Makassar ke Tanah Suci.

Pranata Humas Kemenag Sulsel, Mawardi Sirajuddin mengatakan, beberapa barang bawaan jemaah harus disita dengan alasan melanggar SOP penerbangan.

Kata dia, barang sitaan itu cukup beragam mulai dari kosmetik hingga bekal dari kampung para jemaah calon haji.

"Cairan yang wadahnya melebihi ukuran yang ditetapkan penerbangan internasional, seperti sabun cair, shampo, pasta gigi, handbody, minyak gosok," sebutnya, Rabu (7/6/2023).

Ia menuturkan, tentu itu memiliki alasan, apalagi bahan-bahan cair yang sifatnya mengandung gas tentu beresiko pecah pada tekanan udara ketika pesawat sudah dalam penerbangan.

Yang lebih menariknya, kata Mawardi, PPIH masih saja mendapati para jemaah yang membawa bekal dari kampung seperti telur asin, dan itu rata-rata berasal dari barang bawaan dari jemaah haji yang berusia tua. "Ada juga yang bawa telur asin," sebutnya.

"Bahkan ada yang bawa cobek-cobek dari kampung yang sudah di kemas baik baik dalam wadah, itu tidak bisa juga karena berminyak dan bisa saja bocor ketika dipesawat," timpanya.

Padahal lanjut Mawardi, sebelumnya pihaknya telah mengimbau kepada seluruh jemaah pada saat proses manasik haji di masing-masing daerah sekaitan dengan hal yang dapat di bawah dan tidak boleh bawa ketika akan berangkat haji nantinya.

Ia melanjutkan, pihaknya juga telah menyampaikan bahwa segala kebutuhan seperti konsumsi dan kesehatan para jemaah telah dipersipakan oleh pihak PPIH.

"Padahal kita sudah sampaikan, bahwa komsumsi dan terkait kesehatan itu sudah disiapkan panitia," sebut Mawardi.

Meski demikian, ia tak dapat menampik rasa khawatir dari keluarga jemaah sebagai bentuk ekpresi kasih sayang terutama para jemaah yang berusia lanjut.

"Tidak bisa juga ditepis, itu mungkin itu didorong rasa khawatir dari keluarga jemaah, terutama yang tua-tua," cetusnya.

"Namun hal ini bisa dikatakan kejadian yang terus berulang setiap tahunnya," imbuhnya.

Ia berharap kloter yang bakal berangkat pada gelombang selanjutnya bisa berkurang sekaitan dengan barang sitaan akibat melanggar SOP penerbangan.

"Untuk para jamaah dan keluarga ketika packing mohon perhatikan apa yang sudah disampaikan sebelumnya pada saat manasik," pungkasnya. (abu/B)

  • Bagikan