MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Tidak meratanya ketersediaan sekolah dan daya tampung sekolah pada pemukiman padat juga menjadi salah satu faktor kekisruhan proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) terutama pada jalur zonasi.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Sulsel, Iqbal Nadjmuddin saat memberikan keretangan kepada awak media di Rumah jabatan Gubernur Sulsel, Selasa (25/7/2023).
Ia menuturkan, pemetaan pemerataan sekolah di Kota Makassar secara khusus untuk SMA- sederajat perlu dilakukan, “Kita mau tekankan di tahun depan, itu memang khusus di Makassar ini pemerataan sekolah yang tidak ada, ini yang sekarang kita mau benahi, di perencanaan,” kata Iqbal Nadjamuddin
“Mudah-mudahan kita bisa membangun beberapa titik- titik Ruang Kelas Baru (RKB) yang membutuhkan penambahan rombel yang menampung wilayah-wilayah yang padat penduduk,” imbuhnya.
Ia menuturkan, saat ini setiap sekolah hanya memilikim kapasitas 12 rombongan belajar setiap tingkatan, termasuk calon siswa baru yang dengan daya tampung 36 siswa setiap rombelnya, jika diasumsikan setiap sekolah hanya mampu menerima 432 siswa setiap tahunnya.
“Itu tadi persoalan rombel. Karena keterbatasan rombel, kan ada peraturan rombel. Jadi semua rombel itu diatur semua sekolah, yaitu 12 paling banyak (rombel), Kalau ada sekolah yang sudah padat rombel nya itu tidak mungkin lagi (kalau lebih 12), karena akan bermasalah di dapodik,” jelas Iqbal Nadjamuddin.
Untuk menjawab hal itu, Iqbal Nadjamuddin membeberkan, bahwa setiap sekolah yang kekurangan rombongan belajar yang tidak mampu menampung pendaftar yang banyak untuk membuat analisis terkait dengan Sarana dan Pra-sarananya.
“Sekolah yang sekarang yang kurang rombel nya, kita minta dia buat analisis. Misalnya kami minta penambahan rombel, dia harus memberikan analisis terkait dengan persediaan sarananya atau tidak. Juga pengajarnya bagaimana, Kalau memang analisisnya memungkinkan menambah, kita tambah rombelnya. Tahun depan kami terapkan rencana RKB-nya,” kata Iqbal Nadjamuddin. (Abu/B)