Pendampingan Ayah terhadap Anak Tameng Dampak Negatif Globalisasi

  • Bagikan
Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Sulsel bekerjasama dengan Tim Penggerak PKK Sulsel dan Bunda PAUD Sulsel, menggelar Roadshow Puspaga to Mall, memberikan bimbingan dan edukasi, parenting ayah yang dilaksanakan di Nipah Park Makassar, Kamis, (3/8/2023) lalu. (Foto Abu)

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Pendampingan seorang ayah terhadap tumbuh kembang anak juga menjadi salah satu penentu pedukung tumbuh kembang anak di era-globalisasi saat ini, sosok ayah dibutuhkan untuk menjadi tameng dari dampak negatifnya.

Ketua Pokja Bunda PAUD Sulsel, Sri Astuti Thamrin, yang mewakili Bunda PAUD Sulsel, menyampaikan, membangun karakter anak tidaklah mudah. Parenting ayah sangat dibutuhkan dalam hal ini.

Ia menyampaikan jika pemerintah saat ini gencar mensosialisasikan gerakan transisi PAUD ke SD.

"Banyak dari kita yang saking sayangnya ke anak, sehingga melanggar terkait hak-hak anak," ungkapnya.

Ia menjelaskan, dalam gerakan transisi PAUD ke SD, ada tiga hal yang mulai gencar disosialisasikan. Pertama, tidak boleh lagi mengharuskan anak PAUD harus bisa membaca, menulis, dan berhitung untuk bisa diterima di SD. Mengapa? Karena kemampuan anak bukan hanya membaca menulis dan berhitung. Banyak pondasi lainnya yang sangat perlu dikembangkan.

Kedua, harus ada masa pengenalan ketika anak PAUD masuk SD. Bukan hanya satu dua hari, tapi minimal dua pekan. Mereka harus ada masa peralihan, tidak harus diberikan pelajaran. Mereka butuh masa transisi.

Ketiga, wajib ditetapkan pembelajaran yang efektif, efisien, dan inovatif yang membuat anak-anak tertarik belajar. Caranya bermain sambil belajar.

Sementara itu Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Sulsel, Andi Mirna, mengatakan, Peranting untuk seorang ayah juga mesti menjadi perhatian.

"Jangan hanya ibu saja, karena bersama sama mendidik anak ini sangat kami harapkan, ," ujarnya, Jumat (4/8/2023).

Ia menuturkan, sekaitan dengan peringatan hari anak beberapa waktu yang lalu dan beberapa kasus kekerarasan akhir-akhir ini, khusus di Sulsel, tema peringatan Hari Anak adalah Mewujudkan Lingkungan Aman dan Ramah Anak menuju Sulsel menjadi andalan Indonesia. Tema ini untuk menggugah pemerintah dan seluruh stakeholder termasuk anak, untuk bersinergi memenuhi perlindungan dan mewujudkan lingkungan aman dan ramah bagi anak, terutama di lingkungan rumah tangga melalui pengasuhan orang tua.

"Data yang ada di kami, kebanyakan kekerasan anak adanya di rumah tangga. Ini harus disikapi bersama-sama. Dalam mendidik anak harus memperhatikan apa yang akan kita perbuat. Anak cepat sekali mencontoh," ungkapnya.

"Jadi bagaimana kita mendidik, membesarkan anak-anak kita yang sekarang ini menjadi bibit pemimpin bangsa yang akan datang. Jangan hanya pengetahuan formalnya, tapi mental spiritualnya juga dipersiapkan menghadapi jalan globalisasi dan tantangan lebih besar di masa yang akan datang," imbaunya.

Ia juga berharap, organisasi wanita bisa menjadi perpanjangan tangan pemerintah. Hak-hak anak harus dilindungi. Hak anak bersekolah, bermain, kesehatan, hingga perlindungan.

"Kami sangat kami harapkan organisasi wanita menjadi pelopor dan pelapor untuk melindungi hak hak anak," terangnya.

Sekedar informasi, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Sulsel bekerjasama dengan Tim Penggerak PKK Sulsel dan Bunda PAUD Sulsel, menggelar Roadshow Puspaga to Mall, yang dilaksanakan di Nipah Park Makassar, Kamis, (3/8/2023).

Kegiatan ini untuk memberikan bimbingan dan edukasi, parenting ayah membangun resilensi untuk anak. Ini sangat penting apalagi di jaman globalisasi saat ini, anak-anak sangat membutuhkan pendampingan ayah. (Abu/B)

  • Bagikan