Tradisi Mandi Safar di Bone Dimeriahkan dengan Lomba Pukul Bantal di Bubung Karajae

  • Bagikan
Lomba pukul bantal salah satu kegiatan yang selalu dinantikan masyarakat saat Mandi Safar di Kelurahan Majang.

BONE, RAKYATSULSEL - Biasanya di bulan Safar ini dilaksanakan suatu prosesi yang sudah menjadi tradisi seperti prosesi Mandi Safar. Prosesi Mandi Safar merupakan tradisi yang diwarisi dari nenek moyang suku Bugis. 

Bagi sebagian penduduk, Mandi Safar ini merupakan ritual yang memohon kepada Allah SWT agar penduduk terhindar dari bahaya dan penyakit serta membersihkan diri dari dosa dengan membuangnya ke laut atau ke sungai/air.

Masyarakat di beberapa daerah di Indonesia melaksanakan tradisi Mandi Safar pada bulan Safar, atau bulan kedua pada kalender Hijriyah. Pada umumnya tradisi Mandi Safar dilakukan pada hari Rabu terakhir di bulan Safar.

Seperti hari ini Rabu (13/9/2023), masyarakat Kelurahan Majang Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone Sulawesi Selatan, melaksanakan tradisi Mandi Safar bersama pemerintah setempat dan semua elemen masyarakat.

Bahkan peringatan tradisi Mandi Safar tersebut dilaksanakan selama tiga (3) hari, mulai Senin (11/9) dan puncaknya Rabu (13/9/2023). Kegiatan ini dipusatkan Bubung Karajae Majang.

Lurah Majang, Hamdan mengatakan prosesi Mandi Safar yang dipusatkan di sumur atau Bubung Karajae Majang (saat ini menjadi kolam), mengatakan bahwa kegiatan tradisi prosesi Mandi Safar ini semata-mata sebagai bukti syukur atas kondisi yang selama ini kondusif dan sekaligus silaturahmi antar warga setiap lingkungan di Kelurahan Majang.

"Kami melaksanakan prosesi Mandi Safar setiap tahunnya tetapi bukan berarti bahwa kami melaksanakan ritual yang melenceng dari ajaran agama Islam tetapi hal ini semata-mata sebagai bentuk kesyukuran kami kepada Allah SWT yang telah memberi kami kesehatan untuk mencari rezeki sekaligus sebagai bentuk mempererat jalinan silaturahmi," jelas Hamdan.

Lanjutnya, kegiatan prosesi Mandi Safar ini disponsori oleh Majang Finishing Club (MFC) berkolaborasi dengan Pondok Pesantren Al Hijrah Bone.

Ada hal menarik dalam acara tradisi Mandi Safar di Kelurahan Majang karena diwarnai sejumlah lomba tradisional yang sifatnya menghibur, seperti lomba menangkap bebek, tarik tambang, memasukkan pisang di mulut pasangan, lomba lari pipet estafet menggunakan bibir mulut atas dan kemudian dimasukkan di botol.

Bahkan lebih menarik lagi, di puncak acara dihelat lomba pukul bantal di atas sumur/Bubung Karajae Majang dan selalu dinantikan oleh warga lomba tersebut.

"Lomba pukul bantal di atas Bubung Karajae merupakan puncak dari segala rangkaian kegiatan dan selalu memang dinantikan oleh masyarakat dan lomba tersebut kita laksanakan setiap tahunnya setiap prosesi tradisi mandi Safar," ujar Hamsan.

"Terima kasih MFC, Pondok Pesantren Al Hijrah dan para ibu BKMT, Babinsa dan Babhinkamtibmas serta semua elemen dan stakholder yang tak mampu saya sebut satu persatu," pungkasnya. (Enal)

  • Bagikan