Milenial Sulsel Memilih: Apa yang Dilihat?

  • Bagikan

Secara umum, tentu milenial di Sulsel juga dapat dikategorikan dalam empat karakter di atas. Namun, ada karakteristik dan budaya lokal yang membedakannya dengan daerah lain. Oleh karena itu, perlu memerhatikan budaya-budaya lokal untuk mendapatkan suaranya.

Dua dari empat karakter di atas dapat didekati untuk mendapatkan suaranya, yakni Doubtfulness dan Apatethic. Doubtfulness atau swing voters pada umumnya belum memiliki pilihan politik karena belum menemukan program paslon capres yang pro milenial. 

Program seperti kegiatan innovasi, teknologi, olahraga dan seni adalah kegiatan yang disenangi oleh milenial. Jika dari beberapa program itu dapat dikemas dan dikampanyekan dengan baik oleh salah satu paslon capres, yakin akan banyak anak muda yang mengalihkan pilihannya ke paslon tersebut.

Sementara, karakter apatethic harus didekati lebih intensif dengan logika-logika politik yang praktis. Misalnya, bagaimana program yang diusung oleh paslon mampu menghubungkan dengan realitas kehidupan seahari-hari, seperti keamanan, kenyamanan, pendidikan murah dan berkualitas, serta akses internet yang murah.

Program tersebut dapat dilihat lagi lebih detail dan langsung bersentuhan dengan kebutuhan warga Sulsel. Misalnya adanya jaminan keamanan dari pemerintah sehingga tidak ada lagi tindakan yang meresahkan seperti begal, jambret, pencurian, maupun tawuran di Sulsel. Yakin, para pemilih milenial akan lebih mengutamakan program semacam ini, karena itulah kebutuhannya. (*)

  • Bagikan