MAMUJU, RAKYATSULSEL – Anak Tidak Sekolah (ATS) merupakan salah satu masalah yang cukup serius yang kini dihadapi Pemprov Sulbar.
Langkah-langkah strategis dalam penanganan masalah itu pun mulai dilakukan.
Salah satu langkah konkrit Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sulbar adalah dengan menyediakan biaya pendidikan bagi ATS miskin. Anggarannya memang masih sangat terbatas, hanya Rp420.000.000,00.
Tentu dengan anggaran itu, belum dapat meng cover semua ATS miskin yang ingin kembali bersekolah. Oleh karenanya, validasi dan verifikasi data ATS yang berkategori miskin perlu dilakukan untuk membuat prioritas ATS yang layak menerima dukungan biaya pendidikan.
Selain itu, Disdikbud Sulbar juga akan menyediakan seragam dan perlengkapan sekolah dengan anggaran sebesar Rp500.000.000,00 yang dibagi pada tiga bidang. Bidang SMA dan SMK masing-masing sebesar Rp200.000.000,00 dan bidang pendidikan khusus, TP PAUD dan Dikdas sebesar Rp100.000.000,00.
Seragam dan perlengkapan sekolah itu akan diberikan kepada setiap ATS yang kembali bersekolah, baik pada sekolah formal maupun non formal.
Mitthar menjelaskan, pemberian biaya pendidikan itu semacam pelecut bagi ATS miskin agar dapat mengenyam pendidikan setinggi mungkin untuk masa depan mereka.
Dia pun berharap, Pemkab dan Pemdes se Sulbar dapat melakukan hal serupa sebagai bagian dari kolaborasi yang harus terus berlanjut sebagaimana yang selalu didengungkan oleh Pj Gubernur Sulbar, Prof Zudan Arif Fakrulloh.
“Sebetulnya Pemerintah telah membebaskan biaya pendidikan alias gratis, mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga jenjang pendidikan menengah (SMA sederajat), kecuali pada satuan pendidikan yang dikelola oleh masyarakat (sekolah swasta),” kata Mitthar, Minggu (12/11).
Namun, kata Dia, pembebasan biaya pendidikan yang dimaksud, tidak mengakomodir biaya personal bagi peserta didik, misalnya seragam dan perlengkapan sekolah, transportasi, alat tulis, buku tulis, dan biaya personal lainnya.
“Sementara dukungan biaya pendidikan yang akan kami berikan, diorientasikan untuk biaya personal siswa,” ungkapnya.
Mitthar juga mengungkapkan, tim penanganan ATS sedang melaksanakan tahapan awal verifikasi data ATS miskin yang layak mendapatkan biaya pendidikan di enam kabupaten.
Pelaksanaan verifikasi itu dibantu tim penanganan ATS dari sekolah, baik SMA, SMK, maupun SLB di seluruh wilayah Sulbar.
“Verifikasi administrasi awal telah dilaksanakan selama tiga hari, sejak 7 hingga 9 November 2023 kemarin. Hari pertama di Kabupaten Mamuju dan Mamasa, hari kedua di Kabupaten Mamuju Tengah dan Polewali Mandar, serta di Kabupaten Pasangkayu dan Majene pada hari ketiga,” pungkas Mitthar.
Secara umum, verifikasi dibagi dalam dua tahap, verifikasi administrasi dan verifikasi faktual di lapangan. Kedua tahapan verifikasi itu, jika tim verifikasi tidak menghadapi kendala berarti di lapangan, diharapkan dapat selesai pekan ini. Sehingga hasil verifikasi dapat dilanjutkan prosesnya untuk ditetapkan sebagai penerima biaya pendidikan.
“Saya berharap, peringatan Hari Guru tanggal 25 November 2023 yang akan datang, dapat dijadikan momen gerakan kembali bersekolah. Pada momen Hari Guru, kita ingin jadikan sebagai momen untuk semakin menggelorakan semangat penuntasan ATS di Sulbar, sekaligus dilakukan pemberian seragam dan perlengkapan sekolah serta biaya pendidikan kepada ATS yang ingin kembali bersekolah,” tutupnya. (Sdr)