MAKASSAR, RAKYATSULSEL - PT PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar) menyiapkan kompensasi kerugian kepada warga akibat pemadaman listrik bergilir.
Diketahui, drama pemadaman listrik bergilir di Kota Makassar masih berlanjut. Kini, durasi pemadaman listrik bergilir bertambah menjadi lima jam di masing-masing wilayah terdampak. Di mana, sebelumnya hanya dua hingga empat jam. Hal itu tentunya makin mengganggu seluruh aktivitas masyarakat Kota Makassar.
GM PT PLN Sulselrabar, Moch Andy Adchaminoerdin mengatakan, kompensasi ini diberikan imbas pemadaman listrik bergilir yang sering terjadi belakangan ini. PLN menyebut kompensasi itu memang telah diatur dalam Peraturan Menteri ESDM terkait mutu pelayanan.
Moch Andy Adchaminoerdin mengaku akan menyiapkan kompensasi sebesar Rp39 miliar. "Jadi, Rp39 miliar itu untuk kompensasi untuk Oktober. Kan kita masih hitung lagi November. Begitu pun bulan depannya lagi," ucap Andy saat menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) terkait dampak pemadaman listrik di Gedung DPRD Sulsel, Kamis (30/11/2023).
Dalam RDP tersebut, Wakil Ketua DPRD Sulsel, Darmawangsyah Muin, mengaku jika pihak PLN berjanji memberikan kompensasi kepada 3,7 juta pelanggan yang ada di tiga provinsi, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat (Sulselrabar).
"Totalnya kalau tidak salah Rp39 miliar untuk 3,7 juta pelanggan. Intinya masyarakat diberikan kompensasi," ucapnya.
Wawan--sapaan akrab Darmawangsyah menyampaikan bahwa sesuai keterangan pihak PLN Sulselbar, alasan pemadaman bergilir karena dampak El-Nino.
"PLN dari awal memprediksi bahwa mereka bisa menangani dampak El Nino. Hanya saja prediksi itu tidak sesuai dengan kondisi dan fenomena alam saat ini," jelasnya.
Wawan juga meminta pihak PLN melakukan langkah-langkah percepatan penanganan pemadaman bergilir ini. Salah satunya mendorong menaikkan kapasitas supply.
"Kalau bisa 1.800 MW hingga 2.000 MW. Sehingga kalau terjadi dampak El Nino kemudian suplainya menurun itu tetap bisa melayani dan tidak ada lagi pemadaman bergilir. Jadi intinya kita mendorong PLN supaya segera menyelesaikan masalah ini. Jadi mohon masyarakat bersabar intinya pemadaman bergilir ini Insya Allah akan segera berakhir," jelas Wawan.
Sebelumnya, Ketua Komisi E DPRD Sulsel, Rahman Pina mengakui pemadaman listrik bergilir di Sulsel telah berlangsung berbulan-bulan. Bahkan makin parah.
"Ini sangat meresahkan. Jika biasanya pemadaman hanya berlangsung dua sampai tiga jam, kini bertambah menjadi lima sampai enam jam. Kondisi ini membuat aktivitas warga Makassar dan sekitarnya sangat terganggu," ujarnya.
Politisi Golkar itu pun menyebut, pihak manajemen PLN seolah membuat negara ini seakan akan mundur 100 tahun. Padahal, apapun alasannya, listrik adalah kebutuhan dasar yang wajib dipenuhi.
Dengan kondisi begini kata dia, rakyat dipaksa hidup tanpa listrik berjam-jam. Ia menegaskan, berapa banyak kerugian yang ditimbulkan pemadaman yang telah berlangsung sejak tiga bulan lalu itu.
"Kalau ini tidak segera diatasi, jangan salahkan masyarakat kalau mereka ramai ramai ke kantor PLN demo, ajukan gugatan atas kerugian yang mereka derita," sambung mantan legislator DPRD Makassar itu.
Ia pun meminta PLN bertanggung jawab atas kerugian warga akibat pemadaman listrik bergilir. Rahman Pina pun mendesak agar Manajemen PLN Sulselrabar diganti jika tak sanggup mengatasi persoalan ini.
"Warga sudah bosan mendengar permohonan maaf dari PLN setiap pemadaman berlangsung. Kalau memang manajemen PLN Sulselbar tidak bisa mengatasi masalah ini mestinya diganti. Tidak cukup dengan mereka minta maaf tiap hari," jelas Ketua Fraksi Golkar DPRD Sulsel itu. (Yadi/B)