Raja Juli Serahkan 500 Sertifikat Tanah Program PTSL di Gowa

  • Bagikan
Wamen ATR/BPN, Raja Juli Antoni (dua dari kanan) bersama Wabup Gowa, Abd Rauf Malaganni, (dua dari kiri), dan Kakanwil ATR/BPN Sulsel, Tri Wibisono, menyerahkan sertifikat secara simbolis kepada warga Gowa.

GOWA, RAKYATSULSEL — Wakil Menteri (Wamen) ATR/BPN, Raja Juli Antoni, mengatakan, program Pendaftaran Tanah Sistem Lengkap (PTSL) merupakan program unggulan Presiden RI Joko Widodo yang terus menerus dilaksanakan sejak awal kepemimpinan 2014 hingga jelang masa akhir kepemimpinan 2023.

Dikatakan Raja Juli, program PTSL ini dilakukan untuk mensertifikasi seluruh bidang tanah masyarakat di Indonesia. Di Indonesia sesuai catatan Kementrian ATR/BPN terdapat 126 juta bidang tanah. Yang sudah terdaftar dalam PTSL sebanyak 109 juta bidang dan sudah tersertifikat sebanyak 86 juta bidang.

”Semoga semua bidang tersisa yang sudah terdaftar dapat disertifikatkan dalam PTSL ini. Alhamdulillah Wasyukurillah, saya didampingi pak wakil bupati Gowa bersama wakil ketua DPRD, jajatan Forkopimda dan juga jajanan ATR/BPN hari ini kembali menyerahkan 500 sertifikat untuk warga Gowa. Ini merupakan bagian dari program PTSL dari bapak Joko Widodo. Dan semoga program bapak Joko Widodo ini bisa berjalan baik sampai semua bidang tanah di Indonesia tersertifikasi,” kata Raja Juli Antoni yang diberi simbol kehormatan songkok patonro’ sesaat tiba di GOR Sungguminasa, Gowa bersama Kakanwil ATR/BPN Sulsel,Tri Wibisono, Selasa pagi (12/12).

Dalam kesempatan itu, Wamen ATR/BPN ini berharap kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Gowa juga dengan seluruh stakeholder untuk bersama-sama mendukung kegiatan sertifikasi gratis ATR/BPN melalui PTSL ini, agar semua bidang tanah di Gowa dan daerah lain dapat disertifikasi sebelum masa jabatan Presiden RI, Joko Widodo selesai.
”Dengan adanya program PTSL ATR/BPN ini maka sudah ada kepastian hukum bagi bidang-bidang tanah masyarakat dan tentunya akan memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat. Kepada masyarakat yang mendapatkan sertifikat PTSL hari ini saya minta agar dijaga baik-baik sertifikatnya karena itu sangat berharga dan menjadi bukti alas hak milik tanah yang dimiliki. Saya juga imbau agar masyarakat mencopy sertifikatnya lebih dari dua lalu simpan titip di anak satu, satu dititip pada saudara atau pada tetangga yang bisa dipercaya. Alasannya, agar ketika terjadi bencana atau apa pun itu mengakibatkan sertifikatnya hilang atau rusak maka berbekal bukti copyan bisa dibawa ke kantor ATR/BPN untuk digantikan sertifikatnya,” imbau Wamen Raja Juli Antoni.

Kalau pun masyarakat mau menjadikannya jaminan di bank, maka sebaiknya dihitung baik-baik apakah mampu membayar angsuran atau tidak.

Juga diminta Wamen, agar masyarakat jika mau ‘menyekolahkan’ sertifikatnya alias mengambil modal usaha di bank sebaiknya mampu memikirkan usaha produktif apa yang bisa dilakukan.

”Jangan kepikiran ngambil uang bank hanya untuk beli mobil padahal tiga bulan kemudian sertifikat amblas karena tak mampu lagi membayar angsuran di bank. Pak Wabup Gowa mohon agar diawasi yaah agar masyarakat tidak salah menggunakan sertifikatnya,” tandas Raja Juli Antoni.

Terkait peningkatan layanan dan menghindari calo-calo tanah, Raja Juli Antoni mengatakan ATR/BPN kini sudah membuka layanan prioritas kepada masyarakat. Layanan prioritas itu adalah layanan karpet merah kepada masyarakat yang datang langsung ke kantor ATR/BPN.

”Kami juga punya program tujuh layanan prioritas untuk Sabtu-Minggu diantaranya adalah pelataran pelayanan tanah akhir pekan, dimana pada hari Sabtu sampai jam 12.00 siang dibuka layanan kepada bapak-bapak dan ibu-ibu yang sibuk di kantor di hari-hari kerja. Jadi mereka bisa datang ke kantor ATR/BPN di kotanya dan akan dilayani untuk sertifikasi tanahnya. Kami akan terus memperbaiki layanan hingga tujuh pelayanan prirotas yang jelas nama layanannya apa, proses penyelesaiannya berapa hari dan semuanya itu akan kami pantau,” kata Wamen lagi.

Raja Juli Antoni juga menyoal terkait penghapusan BPHTB. Dirinya pun mengimbau kepada pemerintah kabupaten agar dapat menggratiskan BPTHB atau di-nolkan pembayaran BPHTB untuk pendaftaran tanah pertama.

”Kalau kita gratiskan BPTHBT-nya maka akan memudahkan bagi kami untuk mensertifikasi karena selama ini banyak rakyat yang tidak mau mensertifikasi karena alasan pembayaran BPTHB itu. Nah kalau itu digratiskan sudah jelas PAD akan turun tapi yakin di tahun berikutnya pemerintah kabupaten akan mendapatkan PAD jauh lebih besar lagi,” kata Wamen.

Sementara itu, Wakil Bupati WabuoGowa, Abd Rauf Malaganni, mengatakan, atas nama pemerintah kabupaten memberikan apresiasi tinggi kepada jajaran ATR/BPN dengan adanya program PTSL ini.

Bahkan, Wabup Rauf yang lebih akrab disapa Karaeng Kio ini menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada Presiden RI, Joko Widodo. Sebab atas program PTSL ini seluruh masyarakat khususnya yang kategori kurang mampu akan terbantu pembiayaan pembuatan sertifikat tanah karena melalui program gratis ini.
”Atasnama bapak bupati Gowa, saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas adanya program PTSL ini yang sangat membantu masyarakat Gowa. Semoga program ini terus berlanjut dan masyarakat Gowa bisa menikmatinya dan mendapatkan sertifikat tanahnya secara gratis,” kata Wabup Gowa, Abd Rauf Malaganni.

Dua orang warga Kecamatan Somba Opu penerima program PTSL, yakni Sudirman (tukang sapu jalan) dan Jumania Dg Siang (tukang bersih di Masjid Agung Syekh Yusuf), mengaku sangat senang dan bahagia. Sebab dirinya tidak lagi mengeluarkan biaya untuk mensertifikatkan tanahnya tempat rumahnya berdiri.

”Saya tukang sapu jalanan dan honor di Dinas Lingkungan Hidup. Kini sudah punya sertifikat tanah rumah saya. Alhamdulillah, terima kasih banyak bapak bupati Gowa, bapak wakil bupati, bapak kepala BPN Gowa karena saya menjadi salah satu penerima manfaat dari program PTSL ini. Untuk sementara saya mau simpan dulu sertifikat saya ini belum ada niat ajukan modal usaha,” kata pria berusia 55 tahun ini.

Hal senada dikatakan Jumania Dg Siang (59). Janda lima anak dan 13 cucu ini bekerja sebagai tukang bersih-bersih Masjid Agung Syekh Yusuf dan bergaji Rp1,9 juta per bulan, mengaku sangat bersyukur setelah 40 tahun menetap di Gowa dan 20 tahun hidup single parent ini baru bisa memegang sertifikat rumahnya, yang diperolehnya secara gratis melalui PTSL.

”Saya bahagia tentunya. Tapi sertifikat ini tidak mau saya tukar untuk dapat modal ke bank tapi saya mau simpan saja jaga-jaga anak bungsu saya mau menikah. Alhamdulillah terimakasih bapak Bupati, bapak Wabup dan bapak yang ada di BPN sertifikat saya sudah ada. Alhamdulillah tak sepeserpun uang saya keluarkan untuk sertifikat ini. Dua bulan lalu diurus pak RT lalu masuk proses kantor BPN dan sekarang sudah sertifikatnya ada di tangan saya,” kata Jumania Dg Siang. (*)

  • Bagikan