Hasil Survei PPP di Titik Rawan

  • Bagikan
Logo PPP

MAKASAR, RAKYATSULSEL - Dari sembilan partai politik yang memiliki kursi di Senayan, hanya Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang diprediksi oleh sejumlah lembaga survei tidak lolos ambang batas pada Pemilu 2024. Namun PPP menjadikan survei tersebut sebagai pemacu kerja-kerja politik dalam dua bulan terakhir ini.

Seperti survei terbaru Indikator Politik Indonesia yang menempatkan PPP di urutan kedelapan dengan elektabilitas 2,8 persen. Survei ini dilaksanakan pada 23-24 Desember 2023 dengan melibatkan 1.217 orang responden.

Begitu juga survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS), PPP ada di posisi kesembilan dan diprediksi tidak lolos parlemen dengan elektabilitas sebesar 3,5 persen. Survei ini dilakukan dengan metode wawancara tatap muka pada 13-18 Desember 2023 terhadap 1.300 responden yang dipilih dengan metode multistage random sampling.

Ketua Bappilu DPW PPP Sulsel, Yusran Sofyan mengatakan survei tersebut menjadi parameter awal untuk PPP bisa berbenah. Terutama strategi untuk bisa memperoleh suara sesuai target yang sudah dicanangkan PPP jauh-jauh hari yaitu minimal 60 kursi di senayan.

"Dengan strategi PPP adalah melibatkan tokoh-tokoh nasional untuk bisa mencapai target tersebut," katanya

Mantan Wakil ketua DPRD Sulsel ini menyebutkan segmentasi suara PPP, selain elektoral yang diperoleh tahun ke tahun melalui pendekatan program-program yang religius dan nasionalis, sekarang ini bagaimana melibatkan pemilih-pemilih pemula lewat tokoh-tokoh muda yang bergelut di skala nasional. Sehingga bisa menyakinkan pemilih-pemilih pemula khususnya kaum milenial untuk bisa menaruh harapan ke PPP.

"Menyikapi survei, ini juga merupakan bahan evaluasi kita. Tapi kita mau tanggapi sedikit bahwa pemilih-pemilih PPP kultural 60-70 tahun ke atas itu tidak masuk survei karena pertama mungkin survior tidak menemukan orang-orang tua itu atau tidak mau ditanyai. Padahal PPP punya pemilih loyal atau fanatik dengan Ka'bah. Bisa saja tidak banyak sampling yang diambil dari usia puber," ujarnya.

Tetapi dia menekankan bahwa, hasil survei ini tetap menjadi bahan evaluasi PPP untuk berbenah dan mengubah kebijakan strategi secara nasional. Bagaimana mensinkronisasi di seluruh tingkatan dengan melakukan konsolidasi dan penurunan program-program nasional di seluruh tingkatan.

"Ini juga kritik bagi kami terkait strategi yang dijalankan selama ini. Satu dua bulan ini program PPP fokus untuk memberikan sembako murah, harga murah, dan penciptaan lapangan kerja yang merupakan program nasional PPP," ujar dia. (fahrullah/B)

  • Bagikan