Diduga Sediakan Rekanan Pengadaan Buku, Kinerja Kadis Pendidikan Takalar Disorot

  • Bagikan
Ilustrasi Buku Literasi

TAKALAR, RAKYATSULSEL - Kinerja Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Takalar, Darwis kembali tuai sorotan.

Meski baru seumur jagung menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan namun sejumlah kebijakannya dinilai menimbulkan polimik dikalangan tenaga pendidik di daerah ini.

Teranyar, mantan Kepala Dinas Parawisata itu diduga membuat kebijakan yang mewajibkan seluruh kepala sekolah membeli buku literasi guna mendukung peningkatan proses belajar di sekolah-sekolah.

Tak sampai disitu, bahkan pihak Dikbud Takalar diduga yang turut serta menyediakan sejumlah rekanan atau pihak ketiga untuk pembagian penyaluran buku literasi tersebut.

“Harusnya kan kami bebas memilih rekanan untuk membeli buku literasi ini, namun kenyataannya dilapangan Dikbud yang menunjuk rekanan,” ungkap sejumlah kepala sekolah yang tak ingin disebutkan namanya, Senin (29/1/2024).

Para kepala sekolah tersebut mengaku saat ini tak nyaman bekerja karena sering mendapat tekanan dari Dikbud Takalar.

“Kami bingung, soal pengadaan buku ini lain maunya pak kadis lain juga maunya Kabid Dikdas, kita sudah dikumpul untuk diarahkan belanja buku ini dan buku itu,” geram para kepala sekolah tersebut.

Adapun rekanan yang dimaksud sejumlah kepala sekolah tersebut yang diduga disediakan Dikbud Takalar di antaranya Muhajir (buku pelajaran). 

“Muhajir ini yang menangani wilayah Kecamatan Pattallassang, Kecamatan Polongbangkeng Utara, dan Kecamatan Polongbangkeng Selatan,” kata sejumlah kepala sekolah tersebut.

Sedangkang Mugi (buku pelajaran) yang menangani wilayah Kecamatan Galesong Utara, Galesong, dan Galesong Selatan.

Sedangkan Alam (buku pelajaran) yang menangani wilayah Kecamatan Mappakasunggu, Sanrobone, Tanakeke, dan Mangarabombang. Terakhir Irfan buku literasi di semua Kecamatan.

Sementara, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Takalar, Darwis membenarkan perihal rencana belanja buku tersebut. Hanya saja dia mengaku akan meninjau ulang karena tidak sesuai kebutuhan sekolah.

“Itu sudah saya perintahkan untuk ditinjau ulang karena tidak sesuai dengan kebutuhan sekolah,” ungkap Darwis saat dihubungi Rakyat Sulsel belum lama ini. (Adhy)

  • Bagikan