MAKASSAR, RAKYATSULSEL -Mitigasi dampak cuaca buruk, Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin mengimbau masyarakat untuk memasifkan lagi budaya gotong royong dan bersama menjaga kebersihan lingkungan.
Kata dia, hal itu sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak pada lingkungan dan kesehatan masyarakat yang tentu harus memperhatikan segala aspek bersama-sama di lingkungan masyarakat.
"Saya mengimbau masyarakat Sulsel hidupkan kembali gotong royong," pesan Bahtiar, Minggu, (3/3/2024).
Pihaknya mengimbau Bupati dan Wali Kota untuk menginstruksikan Camat, Lurah, Kepala Desa, Kepala Dusun, RW, RT, untuk menggerakkan warganya rutin membersihkan lingkungan sebagai bentuk antisipasi terjadinya banjir.
Bahtiar juga menyampaikan kepada masyarakat untuk memberikan atensi lebih terhadap pengelolaan sampah yang ada di lingkungan sekitar.
“Kita berharap masyarakat semakin sadar untuk tidak membuang sampah dan memiliki tempat sampah pada masing-masing rumah tangga,” ungkapnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Ishaq Iskandar juga menyampaikan, sebanyak 634 kasus Demam Berdarah (DBD) terjadi di Sulsel dari minggu pertama hingga minggu kedelapan tahun 2024 ini.
“Satu korban jiwa dilaporkan dari Kabupaten Enrekang pada bulan Januari lalu. Korban tersebut adalah seorang laki-laki berusia 32 tahun,” ujarnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulawesi Selatan (Sulsel), Yusri Yunus juga menyampaikan Kasus diare sejak minggu pertama hingga minggu ke delapan tahun 2024 ini tercatat mencapai 6.650 kasus di Sulawesi Selatan.
Kata dia, dari jumlah tersebut berdasarkan usia sebanyak 2.247 kasus diare dialami oleh anak usia dibawah 5 tahun.
Sementara, Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Veteriner Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel, Sriyanti Haruni juga menyampaikan virus jembrana kembali mencuat dan menyerang hewan ternak khususnya sapi di tujuh Kabupaten yang ada di Sulawesi Selatan.
Kata dia, tujuh daerah tersebut ialah Kabupaten Barru, Bone, Bulukumba, Maros, Pinrang, Sinjai dan Soppeng.
“Jadi sampai hari ini sudah ada di tujuh kabupaten,” ungkapnya. (Abu/B)