Namun, pengamat politik dari Universitas Hasanuddin, Rizal Pauzi, menekankan perlunya Golkar memilih figur yang memiliki jaringan dan modal yang kuat untuk memenangkan kontestasi tersebut.
"Sementara itu, penting juga untuk memperhitungkan dukungan yang diberikan kepada figur-figur potensial lainnya seperti Farouk M Beta, Wahab Tahir, dan yang lainnya," ujarnya.
Menurut Pauzi, faktor kesuksesan dalam pemilihan tidak hanya bergantung pada finansial dan dukungan partai, tetapi juga pada gagasan dan jaringan yang dimiliki oleh calon tersebut.
Sementara Nurmal Idris, seorang pengamat demokrasi, menambahkan bahwa meskipun peluang Appi di Golkar terbuka lebar, namun hal ini juga bergantung pada keputusan Appi sendiri.
"Saat ini, elektabilitas Appi masih di atas, sehingga peluangnya untuk mendapatkan dukungan Golkar cukup besar, kecuali jika dia sendiri menolak untuk maju," ungkapnya.
Terpisah, DPC PKB Kota Makassar membuka peluang untuk menjajaki kerjasama dengan Gerindra, di mana Andi Seto Gadhista telah diterima dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa alternatif lain sedang dieksplorasi oleh partai-partai di tengah ketidakpastian terkait kandidat Pilwali.
Dengan berbagai kemungkinan dan pertimbangan yang harus diambil, termasuk dukungan partai dan kelompok, serta elektabilitas dan modal politik, arah Pilwali Makassar 2024 masih menjadi misteri yang menarik untuk diikuti. (Yadi/B)