MAKASSAR, RAKYATSULSEL- Semarak idul adha mulai terlihat, para peternak dari desa pamerkan ternak terbaiknya di “Kota Daeng” Makassar, dilirik para shohibul qurban (masyarakat yang akan berkurban) tentu menjadi harapan penambah pundi-pundi penghasilan. Jejeran pedagang ternak kurban sudah bisa dijumpai di jalan batas Makassar-Gowa.
Salah satu pedagang sapi asal Malino, Sabir mengaku menjadikan ruas provinsi itu sebagai tempat melapak dan memamerkan hewan ternak terbaiknya dalam waktu tiga tahun terakhir.
Ia menuturkan, jelang hari lebaran dirinya mulai memobilisasi hewan ternak ke kota, tentu dengan memperhatikan persuratan dan syarat yang juga disampaikan oleh pemerintah setempat.
Kata dia, hal itu juga berpengaruh pada kepercayaan para pelanggan terkait dengan kesehatan sapi agar sesuai dengan harapannya halal dan sehat untuk dibagikan.
Apalagi kata dia, dirinya tak hanya menjual satu jenis sapi saja, cukup bervariatif yaitu sapi limosin, sapi bali dan simental.
“Bukan cuma sapi bali yang kami jual, ada beberapa macam,” tuturnya saat diwawancara Rakyat Sulsel, Minggu (9/6/2024) kemarin.
Ia mengaku idul adha tahun sebelumnya dirinya bersama rekannya bisa menjual sapi hingga lebih dari 100 ekor sapi dengan masa penjualan dua pekan sebelum hari lembaran hingga beberapa hari setelahnya.
Ia menyampaikan, Kota menjadi tujuan untuk menawarkan sapi peliharaan terbaiknya, sebab perputaran ekonomi tak perlu dipertanyakan lagi, meski hanya pada hari besar keagamaan saja bisa meraup keuntungan yang lebih besar dari hari biasanya.
Ia juga menyampaikan, untuk harga sapi yang ditawarkannya itu bervariasi sesuai dengan ukuran dan hasil kesepakatan antara dirinya dan pembeli, namun tentu ada standar yang diberikan untuk ukuran sapi.
“Jadi kami itu tersedia harga mulai dari Rp 11 juta hingga Rp 17 juta per ekor,” sebutnya.
Ia menyampaikan, mayoritas jenis sapi yang paling banyak terjual itu jenis sapi bali, sebab harganya terbilang terjangkau.
Namun untuk jenis sapi limosin itu rata-rata harganya sesuai dengan kualitasnya baik dari perkiraan berat daging lebih banyak pasca penyembelihan dibandingkan dengan sapi bali.
“Kan biasanya sapi bali itu yang harga Rp 12 juta sampai Rp13 juta perkiraannya itu hanya sekira 60 kilogram saja dagingnya, kalau limosin itu bisa sampai 90 sampai 100 kilo berat dagingnya pasca disembelih ” jelasnya.
Ia memberikan istilah, sapi limosin biasanya dibeli oleh para sultan yang akan melaksanakan ibadah dalam artian orang-orang tertentu saja yang langsung mencari jenis sapi itu.
“Nah di kota kami harapkan banyak sultan-sultan yang membeli sapi limosin kami,” harapnya. (Abu/B)