Dimintai Uang Saat Ambil Ijazah, Siswa dan Alumni SMAN 11 Makassar Gelar Unjuk Rasa

  • Bagikan
Ratusan siswa dan alumni Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 11 Makassar menggelar aksi unjuk rasa di sekolahnya di Jalan Andi Mappaodang, Kecamatan Tamalate, Makassar

MAKASSAR, RAKYATSULSEL -- Ratusan siswa dan alumni Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 11 Makassar menggelar aksi unjuk rasa di sekolahnya di Jalan Andi Mappaodang, Kecamatan Tamalate, Makassar. Mereka protes mengenai adanya dugaan pungutan liar (pungli) saat pengambilan ijazah.

Aksi unjuk rasa yang digelar pagi, Senin (15/7/2024), dihadiri sejumlah alumni dan puluhan puluhan siswa yang menggenakan seragam sekolah. Awalnya mereka hanya berorasi di depan pagar sekolah sambil membentangkan spanduk tuntutannya, namun beberapa saat kemudian para alumni masuk untuk melakukan mediasi dengan pihak sekolah.

Salah satu alumni SMAN 11 Makassar, Jihad Ardilla menjelaskan, aksi unjuk rasa yang dilakukan ini terkait transparansi dana bos dan tuntutan para alumni yang diberatkan saat pengambilan ijazah di sekolah tersebut.

"Tentang transparansi dana bos sama tuntutan dari pada kawan-kawan alumni yang merasa diberatkan saat pengambilan ijazah," ujar Jihad kepada wartawan.

Diungkapkan Jihad, dugaan pungli itu mencuat ketika para alumni hendak mengambil ijazahnya di SMAN 11 Makassar, namun mereka dikenakan biaya pengambilan mulai dari Rp50 ribu sampai Rp100 ribu.

“Jadi bervariasi, ada yang Rp60 ribu ada yang Rp50 ribu ada Rp100 ribu. Sama masalah pungutan uang sukarela, kalau uang sukarela kan (seharusnya) seikhlasnya, tapi ini ada nilainya dituntut,” ungkap Jihad.

Adanya pungutan itu, menurut Jihad bertentangan dengan peraturan Dana BOS dari pemerintah. Dimana disebutkan bahwa pengambilan ijazah pada siswa alumni digratiskan atau tidak dipungut biaya apapun.

Jihad menyebut pihaknya atau massa aksi telah melakukan pertemuan dengan pihak sekolah SMAN 11 Makassar. Dimana pihak sekolah disebut mengatakan dugaan pungli yang dituduhkan karena kurangnya komunikasi antara alumni dan pihak sekolah.

Meski begitu, Jihad tetap menyangkan sikap pihak sekolah SMAN 11 Makassar, utamanya Kepala Sekolah (Kepsek) bernama Smanses Nuraliyah karena baru menemuinya saat menggelar aksi unjuk rasa.

“Saat mediasi katanya kurang komunikasi, pada hal ini sebenarnya penyebabnya karena kurang komunikasi, susah diajak ketemu kepala sekolah (SMAN 11 Makassar). Kenapa ditunggu kita demo baru mau adakan mediasi, kenapa tidak dari awal,” sesalnya.

Lanjut Jihad, meski telah dilakukan mediasi antara alumni dan pihak sekolah SMAN 11 Makassar, dirinya dan alumni lainnya disebut tetap menunggu hasil dari Inspektorat Sulsel.

“Kita tunggu saja informasi dari inspektorat karena setelah mediasi tadi sudah dikatakan pihak-pihak yang terkait itu sudah di proses. Kita tunggu saja hasilnya dari inspektorat,” pungkasnya.

Sementara Inspektur Pembantu Khusus (Irbansus) Inspektorat Sulsel Masrul Alam mengatakan, mengenai permasalahan ini pihaknya telah melakukan pemeriksaan dan meminta keterangan para pihak yang diduga terkait pungli di SMAN 11 Makassar.

Saat ini hasil pemeriksaan yang dilakukan pihak Inspektorat Sulsel disebut sedang berjalan dan diperkirakan rampung paling lambat pekan depan. Laporan itu nantinya akan diserahkan kepada Dinas Pendidikan (Disdik) Sulsel untuk ditindaklanjuti.

“Sudah diperiksa sudah dimintai keterangan, sekarang prosesnya itu sudah penyusunan laporan jadi kemungkinan kalau bukan minggu ini, minggu depan paling lambat selesai laporannya. Karena harus segera di berikan ke dinas pendidikan untuk ditindaklanjuti,” kata Masrul.

Masrul mengatakan, semakin banyak saksi-saksi yang dimintai keterangan dalam masalah ini, maka akan semakin jelas dasar permasalahannya. Mengenai dugaan pungli yang disampaikan para alumni dan siswa, kata Masrul pelu untuk diverifikasi kebenarannya.

Dia meminta seluruh pihak untuk bersabar sambil menunggu proses pemeriksaan yang dilakukan pihaknya. Apakah benar dugaan pungli yang dituduhkan terjadi atau sudah sesuai dengan aturan yang berlaku.

“Jadi semakin banyak orang di periksa seharunya semakin banyak mendapat gambaran. Tidak boleh percaya cuma satu orang, jadi harus dikonfirmasi dengan yang lainnya semua yang terlibat dan kalau ada disebut nama kita periksa juga nama itu. Tunggu sekitar seminggu atau dua minggu ke depan, adami itu hasilnya,” kuncinya. (Isak Pasabuan/B)

  • Bagikan