MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Direktur Profetik Institute Asratillah melihat jika Pemilihan Gubernur Sulsel ada upaya keras Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati untuk mengunci koalisi Indonesia Maju (Maju).Golkar, Gerindra, Demokrat dan PAN dengan melawan kotak kosong.
"Upaya itu (lawan kotak kosong) memang ada dengan mengunci KIM, dengan upaya mendapatkan rekomendasi Demokrat, setelah itu pihak ASS akan mengembalikan surat pendaftaran di PAN," kata Asratillah.
"Saya juga mendapatkan informasi, setelah PAN, Gerindra juga akan dikunci oleh Andi Sudirman Sulaiman. Jika Demokrat, PAN dan Gerindra dia kunci, sisa Golkar. Tapi Golkar baru akan mengeluarkan rekomendasi Pilgub pada pertengahan Agustus nanti," lanjutnya.
Menurutnya, jika Pilgub Sulsel ini terjadi kotak kosong, maka pesta demokrasi ini tidak menjadi dewasa. "Apalagi saat ini sudah beredar partai KIM yang akan dikunci Andi Sudirman itu partai yang diberikan mahar cukup mahal," ujarnya.
Sehingga publik akan menilai yang akan menjadi pemimpin politik orang-orang memiliki finansial yang kuat.
"Bukan kapasitas, bukan ketajaman visi. Kotak kosong juga akan memberikan kesan jika generasi itu tidak berjalan dengan baik karena dibuktikan kurangnya orang direkrut sebagai kepala daerah," bebernya.
Banyak tokoh Sulsel yang berpotensi memimpin daerah ini lima tahun kedepan, seperti Ilham Arief Sirajuddin (IAS), Danny Pomanto, Adnan Purichta Ichsan. Namun gagal kader karena salah satu kandidat memborong parpol.
Asratillah menyebutkan ini konsekuensi politik jika parpol hanya diukur dengan uang. Seperti tokoh Sulsel lain gagal karena tidak mampu meraih dukungan parpol.
"Talenta orang-orang yang memiliki bakat (jadi Gubernur) terhenti langkahnya menjadi calon," tukasnya. (Fahrul/B).