Stafsus Kemenkeu Bicara Soal Utang Pemerintah Tembus Rp8.444 Triliun

  • Bagikan
Staf Khusus Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Prastowo Yustinus. (Ist)

JAKARTA, RAKYATSULSEL - Staf Khusus Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Prastowo Yustinus angkat suara. Terkait kenaikan utang pemerintah sebesar Rp8.444 triliun.

Angka tepatnya adalag Rp8.444,87 triliun per akhir Juni 2024. Itu naik Rp91,85 triliun dari bulan sebelumnya Rp8.353,02 triliun.

“Menanggapi hal ini, dapat kami sampaikan bahwa Pemerintah mengambil langkah proaktif untuk mengantisipasi ketidakpastian global melalui penarikan utang yang berbasis pada fleksibilitas dan opportunistic approach,” jelas Prastowo, dikutip dari unggahannya di X, Jumat (2/8).

Ia mengatakan hal tersebut dilakukan bukan tanpa alasan. Tujuannya agar bisa menghindari risiko ke depannya.

“Dengan pendekatan ini penarikan utang dimungkinkan dilakukan lebih awal, demi memitigasi risiko di masa depan. Maka pada bulan Juni 2024 pemerintah menarik utang lebih besar dari sebelumnya, sehingga rasio utang thd PDB menjadi 39,13%. Ini lebih tinggi dibanding rasio utang bulan Mei 2024 sebesar 38,71%,” terangnya.

Ia mengungkapkan, berdasarkan laporan semester I 2024, pemerintah memproyeksikan rasio utang kita di akhir 2024 sebesar 38,80%. Angka yang moderat dan terjaga dengan tren konsisten menurun.

“Sebagai informasi, rasio utang kita sebesar 30,23% (2019), 39,39% (2020), 40,74% (2021), 39,70% (2022), dan 39,20% (2023),” bebernya.

Ia mengunngkapkan, pemerintah bersama DPR memastikan kebihakan tersebut dilakukan secara hati-hati. Dengan memerhatikan seluruh aspek penting.

“Pemerintah bersama DPR memastikan perencanaan utang sebagai bagian kebijakan APBN dilakukan dengan baik, berhati-hati, dan memerhatikan dinamika global dan domestik,” imbuhnya.

“Tata kelola utang yang prudent dan mendukung pemulihan ekonomi yang berkelanjutan juga menjadi prinsip yang dipegang teguh,” tandasnya.
(*/Fajaronline)

  • Bagikan