Kontestasi 2008 menunjukkan pasangan Idris Manggabarani-Adil Patu berada di urutan kedua dengan 102.241 suara (18,48%), diikuti pasangan Halim-Jafar dengan 37.507 suara (5,78%), Firmansyah M-Kasma FA dengan 13.509 suara (2,44%), Irianto Kasim-Razak Djalle dengan 12.950 suara (2,34%), Ridwan Musagani-Irwan Paturusi dengan 11.885 suara (2,15%), dan Ilham Alim Bachrie-Herman Handoko dengan 4.107 suara (0,74%).
"Sudah saatnya kader Golkar harus memenangi Pilwalkot Makassar, karena Golkar terakhir menang 16 tahun lalu pada Pilwali tahun 2008. Setelah itu, Golkar tidak pernah menang lagi," ujar Dedi.
Dedi juga mengingatkan bahwa pada Pilwali 2013, meskipun terdapat 10 pasangan calon, pasangan jagoan Golkar saat itu, Supomo Guntur dan Kadir Halid, mengalami kekalahan. Begitu pula pada Pilwali 2018 dan 2020, Golkar mengalami kekalahan.
Oleh sebab itu, Dedi menilai saatnya Golkar mengembalikan kejayaannya di Pilwalkot Makassar dengan kekuatan Appi yang berpengalaman, apalagi menggandeng Aliyah Mustika Ilham, yang merupakan istri mantan Wali Kota Makassar dua periode, Ilham Arief Sirajuddin.
"Karena Golkar terakhir menang 16 tahun lalu pada Pilwali tahun 2008, peluang Appi untuk mencetak sejarah sangat besar. Jika Appi mendapat dukungan Golkar, dia harus memenangkan kontestasi ini," saran Dedi.
"Peluang Appi di 2024 sangat besar jika mendapatkan rekomendasi dari partai Golkar. Tugasnya adalah mengembalikan harkat dan martabat partai Golkar untuk menang di Kota Makassar," tambahnya.