MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Sulawesi Selatan (Sulsel) menggodok program filantropi peternak milenial.
Kepala Disnakeswan Sulsel, Nurlina Saking mengatakan program tersebut merupakan salah satu inovasi yang dilakukan oleh pihaknya.
Kata dia, rujukan dari inovasi itu adalah bonus demografi yang diperkirakan puncaknya pada tahun 2035 mendatang, mayoritas milenial akan menjadi pemeran utama dalam kehidupan.
Ia menyampaikan, saat ini mayoritas pelaku peternak saat ini sudah memiliki usia diatas 50 tahun, tentu saja perlu dilakukan regenerasi peternak semua sektor, filantropi yang digagasnya itu akan mengulas beternak sapi di Sulsel.
Ibu Lina sapaan akrabnya mengutarakan, filantropi peternak milenial itu memberikan pelatihan cara pengelolaan peternakan yang modern, baik dari perawatan hingga pengorganisirannya.
“Kita menggunakan mekanisasi metode beternak yang baik. Kemudian, kita hubungkan dengan sektor-sektor permodalan. Pengetahuannya kita tingkatkan melalui pendampingan dari perguruan tinggi dan pelaku peternak sukses,” bebernya kepada Rakyat Sulsel, Senin (9/9/2024).
Ia menuturkan, tatacara dan mekanisme tersebut menjadi langkah yang dilakukan oleh pihaknya untuk menepis stigma milenial tentang pelaku peternak yang lamban dalam nilai ekonomi serta pekerjaan yang tidak menjanjikan.
“Anak muda kadang tidak mau terlibat dalam peternakan, stigmanya negatif. Prosesnya kotor, duitnya tidak ada dan butuh modal. Pada filantropi ini kita pahamkan mereka bahwa beternak itu keren,” ungkapnya.
Ia membeberkan, saat ini empat kabupaten di Sulsel menjadi daerah pilot project program itu, yaitu Kabupaten Sinjai, Maros, Luwu dan Gowa. Tercatat hari ini sebanyak 65 pesertanya sudah mendapatkan pendampingan.
“Ada yang dalam diajarkan manajemen ternak, manajemen pembibitan, manajemen permodalan, dan di Luwu bagaimana mengelola pasca panen dan ikutan peternakan ini jadi duit,” paparnya. (Abu/B)