MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Program Pascasarjana Universitas Muslim Indonesia (PPs UMI) sedang melengkapi borang pengusulan untuk membuka program studi (Prodi) Doktor (S3) Kesehatan Masyarakat.
Hal ini terungkap saat kehadiran Tim Evaluator Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dikti) melakukan visitasi di Gedung PPs UMI pada Jumat (4/10/2024).
Tim Evaluator Dikti yang hadir terdiri dari Deny Kurniawan, M.Sc., Ph.D. (Dit Kelembagaan), Hendriette Minerva Wenno (Dit Kelembagaan), Osvaldo Sativa Amastha (Dit Kelembagaan), Dewi Rosmalasari (Dit Kelembagaan), Prof. Dr. Dany Hilmanto, dr. Sp.A(K) (Universitas Padjajaran), Prof. Dr. Apt. Rizki Abdullah, Ph.D. (Universitas Padjajaran), dan Dr. Andi Lukman, M.Si (Kepala LLDikti Wilayah IX).
Direktur PPs UMI, Prof. Dr. Mursalim Laekkeng, ASEAN CPA, menyampaikan bahwa saat ini mereka masih dalam proses assessment lapangan. Jika disetujui, pembukaan prodi S3 Kesehatan Masyarakat ini akan menjadi program doktor kelima di UMI.
"Alhamdulillah, bersyukur kepada Allah karena insya Allah sebentar lagi akan dibuka program doktor kesehatan masyarakat yang memang kita dambakan selama ini," ucapnya.
Mantan Dekan FEB UMI ini menambahkan bahwa setelah prodi Doktor Kesehatan Masyarakat, akan menyusul pembukaan program Doktor Ilmu Akuntansi, Doktor Teknik Sipil, dan Sastra Inggris.
"Target kami tahun ini adalah menambah jumlah prodi doktor dari 16 menjadi 20 di UMI. Salah satu syarat pembukaan prodi ini adalah harus ada peminat," tuturnya.
Prodi S3 Kesehatan Masyarakat memiliki visi untuk menjadi program studi doktor kesehatan masyarakat yang unggul dan kompeten dalam pelayanan kesehatan pada tingkat nasional, berlandaskan nilai-nilai Islam pada tahun 2030.
Adapun misinya mencakup:
- Menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar sesuai dengan standar Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) untuk menghasilkan lulusan yang islami dan berdaya saing dalam bidang kesehatan masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
- Mengembangkan penelitian dan publikasi berbasis teknologi dan kearifan lokal dalam pelayanan kesehatan.
- Mengimplementasikan hasil penelitian dan publikasi dalam kegiatan pengabdian masyarakat di bidang kesehatan.
- Mengembangkan tata kelola dengan berbagai pihak baik nasional maupun internasional untuk mendukung akses pelayanan kesehatan.
Plt Rektor UMI, Prof. Dr. Hambali Talib, menyatakan bahwa S3 Kesehatan Masyarakat sangat dibutuhkan, dan oleh karena itu, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
"Dalam proses penilaian nanti pada evaluasi ini, kami berharap kualitas tidak menurun," singkatnya.
Kepala LLDikti Wilayah IX Sultan Batara, Dr. Andi Lukman, menekankan bahwa syarat untuk membuka prodi doktor Kesehatan Masyarakat adalah program S2-nya harus memiliki akreditasi baik, serta memenuhi jumlah dosen minimal lima, dengan dua profesor dan tiga lektor kepala.
"Selain itu, sarana dan prasarana harus lengkap, termasuk laboratorium yang akan digunakan untuk praktik," katanya.
Dia juga menambahkan bahwa banyak alumni S2 Kesehatan Masyarakat yang ingin bergabung, sehingga usulan pembukaan S3 Kesehatan Masyarakat di UMI akhirnya terwujud.
UMI memiliki reputasi terbaik di LLDikti Wilayah IX, bahkan akreditasi unggul lebih dahulu dibandingkan kampus negeri.
"Saya yakin komitmen civitas akademika UMI dalam pengembangan pendidikan yang utama. Harapan kami, asesmen ini memberikan hasil maksimal," harapnya.
Tim visitasi yang dipimpin oleh Prof. Dr. Dany Hilmanto, dr. Sp.A(K) dari Universitas Padjajaran, menyatakan bahwa dalam penilaian, SDM menjadi kriteria utama, terutama untuk program doktor.
"Pada prinsipnya, program doktor ini sangat dibutuhkan di daerah. Kami harapkan SDM yang mengelola program S3 Kesehatan Masyarakat ini memiliki kualitas dan kemampuan yang memadai," singkatnya. (Yadi/A)