MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Doa Bersama untuk Sulsel Menuju Pemilihan Serentak 2024 yang digelar Bawaslu Sulsel dipimpin oleh masing-masing perwakilan agama di Sulsel. Setelah itu, seluruh kandidat kepala daerah yang hadir melakukan deklarasi peryataan komitmen bersama untuk mendukung Pilkada damai 2024.
Ketua Bawaslu Sulsel, Mardiana Rusli bersama Ketua KPU Sulsel, Hasbullah memimpin deklarasi tersebut. Ada lima poin utama dari pernyataan komitmen tersebut, yaitu komitmen menjaga Keamanan dan Ketertiban.
Kedua, komitmen mendukung Pemilu Bebas Kecurangan. Ketiga, mendorong edukasi dan pengawasan partisipatif, mengajak masyarakat untuk terlibat aktif dalam pemilihan.
Keempat, bersama memerangi hoaks dan berita palsu dan kelima mendukung hasil Pilkada yang sah. "Dengan komitmen ini, diharapkan Pilkada 2024 di Sulawesi Selatan dapat berjalan lancar dan menghasilkan pemimpin yang amanah, membawa kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Sulsel," harap Ketua Bawaslu Sulsel, Mardiana Rusli.
Dia pun menyampaikan kesyukurannya karena di masa tenang pertama kemarin, ia mengaku tidak mendapatkan atau menerima laporan pelanggaran.
Di mana menurutnya, masa tenang itu adalah masa rawan karena berpotensi adanya transaksi. "Akan tetapi sejauh ini, hari pertama, kita belum satu kasus pun. "Sehingga, muda-mudahan dua hari ini masyarakat punya kesadaran," katanya.
Apalagi, secara kolektif semua paslon sudah diikat komitmennya untuk bisa mengendalikan semua tim-tim ke bawah.
"Karena seperti disampaikan pak Pj Gubernur dan Pak Kejati bahwa kalau ada penanganan pelanggaran itu bukan prestasi, karena itu bisa mencederai proses demokrasi. Jadi komitmen kita adalah mudah-mudahan bisa kita kendalikan bersama," harapnya.
Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan Prof Zudan Arif Fakrulloh mengungkapkan, dirinya telah melakukan kunjungan ke pelosok daerah. Baik ke perkumpulan masyarakat, para mahasiswa, hingga ke warkop dan masjid.
Dalam kunjungan tersebut, ia menyimpulkan bahwa kondisi euforia politik dalam Pilkada serentak 2024 di Sulsel masih terjaga. Ia berharap kondisi ini terjaga hingga akhir tahapan Pilkada nantinya.
Namun, untuk mewujudkan hal tersebut, Prof Zudan meminta komitmen bersama antara semua pasangan calon kepala daerah, partai politik, dan masyarakat untuk menjaga kedamaian dan situasi politik adem di Sulsel.
"Mudah-mudahan selama masa tenang sampai pencoblosan dan penetapan hasil semua tetap berjalan aman, damai dan menerima hasil dengan perasaan bahagia. Mari kita tunjukkan rasa cinta kita pada Sulsel, semua yang mencintai pasti menjaga," ujar Prof Zudan.
Prof Zudan juga menghimbau agar masyarakat tidak terlalu bereuforia pasca tahapan pencoblosan 27 November nanti. Apalagi, jika sudah ada hasil quick count yang terbit.
Ia menghimbau agar semua menerima hasil pilihan rakyat dengan berlapang dada serta bagi yang merasa memenangkan Pilkada agar tidak melakukan konvoi di jalan raya.
"Sulsel itu aman dan damai. Kita semua berkeluarga, politik secukupnya, berkeluarga selamanya. Titip untuk kite semua, kita jagain Sulsel. Kekayaan terbesar kita pada rasa damai di Sulsel, bentuk kerukunan di Sulsel," tandas Prof Zudan.
Kepala Kejaksaan Tinggi Sulsel, Agus Salim mengatakan, bahwa semua pihak harus bahu membahu menyejukkan suasana di masa tenang ini. Ia juga meminta agar ASN tetap di jalur netral selama Pilkada.
"Sesuai instruksi Jaksa Agung, optimalkan peran kejaksaan dan mendorong suksesnya Pilkada serentak ini. Jauhkan segala dengki dan upaya-upaya yang bisa mencederai. Tidak kalah pentingnya peran dari media agar tiga hari kedepan menampilkan berita sejuk dan tidak saling mencibir satu sama lain," tuturnya.
Sementara itu Ketua KPU Sulsel, Hasbullah mengingatkan bahwa setelah pemungutan suara itu ada lembaga sah yang melakukan quick count. Namun, walaupun itu sajian informasi, tetapi itu belum informasi resmi dari KPU.
"Informasi resmi KPU adalah semua tahanan, proses perhitungan suara yang Kota lakukan secara berjenjang. Sehingga masyarakat diharapkan tetap tenang menunggu perhitungan resmi yang final," pesan Hasbullah. (*)