MAKASSAR, RAKYATSULSEL – Kota Makassar menjadi saksi lahirnya sebuah inisiatif baru yang bertujuan mempererat hubungan dan memberdayakan masyarakat keturunan Bone. Bone Raya Beradat, forum yang didirikan oleh Multazam Haseng bersama rekan-rekannya, hadir dengan misi mulia.
Dalam wawancara eksklusif, Multazam Haseng menjelaskan latar belakang terbentuknya Bone Raya Beradat. “Kami melihat banyak organisasi seperti KKMB, FKMBR, dan KEPMI-Bone yang sudah ada. Namun, kami merasa perlu membentuk forum yang lebih efisien, dengan tujuan dan manfaat yang jelas,” ujarnya.
Dengan semangat Sumanga Teallara (semangat tanpa batas), Bone Raya Beradat dirancang sebagai wadah silaturahmi sekaligus pemberdayaan.
Tujuan Mulia di Balik Bone Raya Beradat
Multazam menyebutkan bahwa forum ini berupaya menghidupkan nilai-nilai falsafah masyarakat Bone, yakni Getteng (keteguhan), Lempu (kejujuran), dan Ada Tongeng (perkataan benar). Selain itu, Bone Raya Beradat juga memberikan berbagai layanan bagi masyarakat, seperti: Konsultasi hukum gratis, Informasi peluang kerja di wilayah Makassar, Akses informasi perguruan tinggi, Bantuan akses layanan rumah sakit, terutama di RS Wahidin Sudirohusodo, dan Penyediaan rumah singgah bagi keluarga dari luar Makassar.
“Banyak keluarga dari luar kota tidak tahu harus ke mana ketika membutuhkan layanan kesehatan atau tempat tinggal sementara. Kami ingin menjadi solusi bagi mereka,” jelas Multazam.
Program Unggulan: Kartu Anggota Keluarga (KAK)
Sebagai bagian dari inovasi organisasi, Bone Raya Beradat akan meluncurkan Kartu Anggota Keluarga (KAK) pada peringatan Hari Jadi Bone ke-694. Kartu ini tidak hanya menjadi identitas, tetapi juga memiliki berbagai fungsi, seperti akses tol dan manfaat lainnya, bekerja sama dengan BRI. “Kartu ini berlaku seumur hidup dan menjadi simbol perekat identitas Wija Tau Bone,” tambahnya.
Dukungan untuk Produk Lokal Bone
Bone Raya Beradat juga berkomitmen mendukung produk lokal. Di sekretariat forum yang berlokasi di BTN Antara, Tamalanrea, Makassar, masyarakat dapat menemukan Songko Recca dari Awangpone dan gula aren cair (Golla) dari Kecamatan Tellu Limpoe dengan harga terjangkau. “Kami bekerja langsung dengan pengrajin lokal dan pemerintah desa untuk mendukung usaha bersama,” kata Multazam.
Multazam berharap seluruh Wija Tau Bone, baik di Makassar maupun di perantauan, dapat bergabung dan mendukung Bone Raya Beradat. “Mari kita tetap menjunjung nilai Sipakatau, Sipakalebbi, Sipakainge, dan Siammaturuseng. Forum ini hadir untuk mempererat persaudaraan dan membawa manfaat bagi semua,” ujarnya.
Dengan semangat yang mengakar pada nilai-nilai adat dan falsafah masyarakat Bone, Bone Raya Beradat optimis menjadi wadah kebersamaan yang membawa perubahan positif. (*)