Hiljati Raih Gelar Doktor dengan Riset Pendidikan Karakter Berbasis Profil Pelajar Pancasila

  • Bagikan
Hiljati

MAKASSAR, RAKYATSULSEL – Hiljati resmi menyandang gelar doktor setelah berhasil mempertahankan disertasinya dalam sidang promosi doktor di Program Studi Dirasah Islamiyah, Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Rabu, 26 Februari 2025.

Ketua sidang promosi dipimpin langsung Wadir PPS UIN Alauddin Makassar Prof. Dr. Hasyim Hadade, MA.

Dalam disertasinya yang berjudul "Implementasi Profil Pelajar Pancasila dalam Pendidikan Karakter Peserta Didik pada Sekolah Penggerak di Kabupaten Polewali Mandar", Hiljati menyoroti penerapan nilai-nilai Pancasila dalam pembentukan karakter siswa.

Ia meneliti bagaimana sekolah penggerak di Kabupaten Polewali Mandar mengintegrasikan enam nilai utama Profil Pelajar Pancasila—beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mandiri, bergotong royong, berkebinekaan global, bernalar kritis, dan kreatif—ke dalam kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.

Hiljati menemukan bahwa implementasi nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan karakter lebih efektif melalui kegiatan kokurikuler, seperti Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), dibandingkan dengan metode intrakurikuler yang terintegrasi dalam mata pelajaran. Sementara itu, kegiatan ekstrakurikuler seperti OSIS, Pramuka, dan olahraga juga berkontribusi signifikan terhadap pembentukan karakter siswa.

"Pada kegiatan intrakurikuler, nilai-nilai Pancasila diajarkan dalam konteks akademik, misalnya melalui pembelajaran di kelas. Namun, dalam P5, siswa lebih aktif terlibat dalam proyek berbasis pengalaman, sehingga lebih mudah menginternalisasi nilai-nilai tersebut," kata Hiljati dalam sidangnya.

Penelitian ini juga mengungkap berbagai faktor yang mendukung dan menghambat implementasi pendidikan karakter berbasis Profil Pelajar Pancasila. Dukungan pemerintah, budaya sekolah, serta peran guru dan orang tua menjadi faktor pendukung utama. Sebaliknya, keterbatasan sarana, manajemen waktu, dan latar belakang sosial siswa menjadi tantangan yang perlu diatasi.

Sebagai temuan teoretis, Hiljati memperkenalkan konsep "Resonansi Nilai Pancasila" dalam pendidikan karakter. Ia menekankan bahwa pengalaman nyata lebih efektif dalam menanamkan nilai-nilai moral dibandingkan metode hafalan atau teori semata.

"Jika pendidikan karakter berbasis Pancasila disampaikan dengan cara yang 'beresonansi' dengan pengalaman nyata siswa, maka nilai-nilai tersebut akan lebih tertanam secara alami dalam sikap dan perilaku mereka," ujarnya.

Hiljati berharap hasil penelitiannya dapat menjadi referensi bagi pengembangan kurikulum yang lebih menekankan pendidikan karakter berbasis nilai-nilai Pancasila. Ia juga menekankan perlunya inovasi dalam metode pembelajaran agar pendidikan karakter lebih efektif dan relevan dengan tantangan zaman. (*)

  • Bagikan