Malam itu, setiap detik adalah kesempatan untuk meraih cinta Ilahi, setiap doa adalah harapan untuk mendapatkan ampunan-Nya. Malam itu, hati yang bersujud merasakan keagungan cinta Ilahi yang tak terhingga.
Di malam Al Qadr, setiap hati yang bersujud menemukan cahaya Ilahi, cahaya yang menerangi jalan hidup, cahaya yang membimbing menuju kebaikan. Malam itu, setiap hati yang merindu cinta Ilahi merasakan kehangatan cinta-Nya, kehangatan yang menghapus segala kesedihan dan kegelisahan.
Malam Al Qadr adalah malam penuh ampunan, malam di mana pintu taubat terbuka lebar. Malam itu, setiap yang bersujud memohon ampunan atas segala dosa dan khilaf, memohon ampunan atas segala kesalahan dan kealpaan. Malam itu, setiap hati yang merindu cinta Ilahi merasakan kasih sayang-Nya yang tak terhingga.
Di malam Al Qadr, setiap hati yang bersujud meraih cinta Ilahi, cinta yang abadi, cinta yang tak pernah pudar. Malam itu, setiap hati yang merindu cinta Ilahi menemukan kebahagiaan yang hakiki, kebahagiaan yang bersumber dari cinta Sang Pencipta.
Dalam Sujud terasa cinta kasih sayang Ilahi makin menjalar dalam relung hati sanubari. Tak terasa air mata makin berlinang membasahi sajadah. Kepala tak ingin bangun dari sujud semakin larut dalam ratapan kerinduan cinta dalam sujud. Mungkin inilah yang dikatakan halawatul iman. Sebuah kenikmatan dan pengalaman puncak yang hanya dapat dirasakan bagi penikmat spiritual.
Benarlah firman Sang Maha Kasih: "Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan" (QS. Al Hajj: 77).