GOWA, RAKYATSULSEL — Mahasiswa Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar bersama Singapore Polytechnic resmi menutup Program Learning Express (LeX) 2025 yang berlangsung di Kelurahan Tamaona, Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa.
Selama dua belas hari, sebanyak 60 mahasiswa—terdiri atas 30 dari Unismuh dan 30 dari Singapore Polytechnic—berkolaborasi dalam tiga kelompok proyek yang fokus pada komoditas tomat, padi, dan markisa. Setiap kelompok memetakan permasalahan yang dihadapi petani, kemudian merancang solusi melalui pendekatan design thinking berbasis empati, eksplorasi lapangan, dan pembuatan prototipe.
Enam prototipe hasil kerja kolaboratif kemudian dipresentasikan kepada masyarakat. Seluruh rancangan tersebut merupakan respon terhadap persoalan nyata yang dihadapi petani, mulai dari efisiensi kerja, pengelolaan limbah pertanian, hingga teknik panen yang adaptif terhadap kondisi cuaca dan medan.
Koordinator Program dari Unismuh Makassar, Wildhan Burhanuddin, menegaskan bahwa LeX bukan sekadar proyek akademik, melainkan proses pembelajaran lintas budaya yang menumbuhkan empati sosial dan mendorong mahasiswa untuk keluar dari zona nyaman.
“Prototipe yang dihasilkan bukan sekadar produk teknis, tapi juga cerminan pemahaman mahasiswa atas realitas hidup petani di lapangan,” ujar Wildhan.
Learning Express (LeX) merupakan program tahunan yang digagas oleh Singapore Polytechnic, melibatkan sejumlah universitas mitra di Asia. Tahun ini, hanya dua perguruan tinggi di Indonesia yang dipercaya menjadi tuan rumah, yakni Universitas Pelita Harapan dan Unismuh Makassar.