Kado sang Kandidat

  • Bagikan
Darussalam Syamsuddin

Oleh: Darussalam Syamsuddin

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Hari ini dan beberapa hari ke depan, menjadi waktu yang sangat “sakral” bagi beberapa peserta program doktor di Universitas Islam Negeri Alauddin yang berasal dari Kalimantan Barat. Mereka akan menempuh ujian promosi doktor di kampus UIN Alauddin Makassar di Samata dalam berbagai konsentrasi.

Jika semua peserta menempuh ujian dengan sukses, akan menjadi amunisi baru bagi perguruan tinggi dan masyarakat yang ada di Kalimantan Barat dengan bertambahnya sumber daya yang berkualifikasi akademik sebagai doktor dalam berbagai bidang ilmu. Tanpa mengabaikan kemampuan akademik masing-masing peserta secara personal.

Sebagai promotor dan penguji diberi amanah untuk menyampaikan pesan-pesan akademik kepada mereka yang berhasil meraih gelar akademik tertinggi di perguruan tinggi, khususnya, yang memilih konsentrasi syari’ah dan hukum Islam. Banyak temuan baru yang mereka hasilkan, hal ini dipandang sebagai novelty (nilai kebaruan), atau merupakan pengembangan dari teori yang sudah ada, atau mungkin juga membantah/berbeda dengan teori yang telah lama ada.

Kepada mereka yang telah meraih gelar akademik tertinggi itu untuk tidak berhenti mengasah diri dan mengembangkan apa yang telah mereka raih. Di dunia akademik kita mengenal berbagai istilah yang sering kali digunakan dan dipandang memiliki makna yang sama, yakni: sarjana, ilmuan, dan intelektual.

Sarjana adalah mereka yang telah menyelesaikan studi di perguruan tinggi dan memperoleh ijazah. Ilmuan adalah orang yang mengembangkan ilmu yang dimiliki melalui penelitian dan analisisnya. Sedangkan intelektual adalah mereka yang menggunakan akal pikirannya sebagai bagian dari pengabdiannya kepada Tuhan.

Sarjana jumlahnya kini sangat banyak, karena hampir setiap perguruan tinggi melakukan wisuda sarjana minimal sekali dalam satu tahun. Tapi sarjana yang menjadi ilmuan sangat terbatas, karena sebagian besar di antara sarjana menjadi tukang-tukang profesional.

Apalagi menjadi seorang intelektual sangat sedikit, karena betapa banyak orang yang menggunakan akal pikirannya untuk menipu, merugikan dan berbuat zalim kepada orang lain.

Maraknya perguruan tinggi sekarang ini satu di antaranya dimaksudkan agar dapat melahirkan dan mewujudkan kesalehan intelektual. Karena itu umat Islam sering kali terjebak pada pemahaman yang keliru dalam melihat ilmu pengetahuan.

Ilmu yang dipandang sebagai ilmu Islam hanyalah yang berkaitan dengan fikih, akhlak, ibadah dan ilmu-ilmu keislaman lainnya. Padahal betapa banyak cabang ilmu pengetahuan lainnya yang justru sering terabaikan untuk diperhatikan dan dikembangkan.

Umat Islam gagal membangun pilar-pilar kesalehan intelektual, karenanya senantiasa terbelakang. Selama umat Islam tidak mampu membangun dan menciptakan kesalehan intelektual, selama itu pula akan menjadi umat yang terbelakang dalam segala hal.

Demikian mulianya orang-orang yang masuk dalam kategori ulul albab yakni intelektual plus, sehingga ajaran agama mengatakan bahwa tinta para ulama lebih utama dari pada tetesan darah para syuhada. Karena itu kepada seluruh calon intelektual, baik yang sementara berada di bangku kuliah maupun yang sedang menempuh ujian seleksi dan menanti pengumuman kelulusan masuk perguruan tinggi, belum terlambat untuk memperbarui niat bahwa kuliah bukan sekadar keinginan meraih gelar sarjana, apalagi gagah-gagahan mencari status sebagai mahasiswa.

Namun lebih jauh dari semua itu bahwa menuntut ilmu adalah perintah agama dan panggilan jiwa agar menjadi manusia yang merasa terpanggil untuk turut memikirkan dan mengatasi masalah yang dihadapi oleh masyarakat, kemudian memberikan alternatif pemecahannya dengan analisis dan bahasa yang dapat dipahami oleh masyarakat, sebagai wujud pengabdiannya kepada sang Khalik.

Selamat kepada yang telah meraih gelar akademik tertinggi sebagai doktor dalam bidang syari’ah hukum Islam masing-masing: Dr. Munawar Rahim, SH., MH., Dr. H. Waskur, S.pd., S.H.I., MM., Dr. Rahmad Kartono, SH., MH., M.E. dan Semoga sukses menempuh promosi doktor hari ini masing-masing : Vera Susanti, Rondang Herlina, dan Arifin Noor Aziz. Semoga berkah untuk keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. (*)

  • Bagikan