"Contoh saja di Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ada inovasi "Sikola Amma' Bapak" untuk menurunkan angka perkawinan usia sekolah dan sekaligus menurunkan angka stunting di Kabupaten Gowa," tuturnya.
Lanjut Kamsina, penurunan angka stunting yang merupakan salah satu program prioritas pemerintah pusat berhasil ditekan hingga angka 6,26 persen oleh Pemerintah Kabupaten Gowa pada tahun 2020. Padahal pemerintah pusat baru menargetkan angka 14 persen nanti pada tahun 2024, dimana angka prevalensi stunting nasional pada tahun 2021 lalu sebesar 24,4 persen.
"Inovasi lain yang juga digagas oleh Pemkab Gowa adalah "Sahabat Lapor". Inovasi ini kita mendapatkan Penghargaan Top 99 Inovasi Pelayanan Publik di Lingkungan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, BUMD dan BUMD Tahun 2021," ujarnya.
Sahabat Lapor ini dimaksudkan untuk mempermudah masyarakat Kabupaten Gowa dalam menyampaikan laporan melalui aplikasi Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik (SP4N) Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (LAPOR).
"Kami dari Pemkab Gowa mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada USAID atas kolaborasi program yang dicanangkan ini. Kita berharap ke depannya ada inovasi baru yang lebih baik lagi dari sebelumnya di Kabupaten Gowa," pungkasnya.
Untuk diketahui selain Kabupaten Gowa, daerah yang juga menjadi fokus kajian Program ERAT di Sulawesi Selatan antara lain Kota Makassar, Kabupaten Barru, Luwu Timur dan Kepulauan Selayar.
Turut hadir mendampingi pada Lokakarya ini, Kepala Bappeda Kabupaten Gowa, Kepala BPKD Kabupaten Gowa, dan Sekretaris Inspektorat Kabupaten Gowa. (*)