Pembangunan Sekolah SMP/SMA Digital Darul Mukhlisin UMI Dimulai

  • Bagikan
Ground Breaking SMP-SMA digital Darul Mukhlisin UMI, di Jalan Kakatua II Kota Makassar, Kamis (4/8).

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Transformasi digital memang mempengaruhi berbagai aspek, termasuk di sektor pendidikan. Program sekolah digital menjadi salah satu terobosan yang mulai diadopsi oleh sejumlah sekolah di Indonesia agar tetap relevan dengan perkembangan zaman.

Sekolah digital adalah sebuah program berbasis digital yang diaplikasikan oleh lembaga pendidikan dalam melaksanakan aktivitas belajar mengajar di sekolah.

Dalam rangka mengikuti perkembangan teknologi. Universitas Muslim Indonesia (UMI) dibawah Yayasan Wakaf UMI. Melakukan terobosan baru dengan pembangan Ground Breaking SMP-SMA Digital Darul Mukhlisin UMI, di Jalan Kakatua II Kota Makassar, (kampus I UMI, tepatnya di belakang gedung Fakultas Kedokteran Gigi).

"Dengan adanya Ground Breaking SMP-SMA digital Darul Mukhlisin UMI, harus di konektif ke depan adalah bahwa sekarang ini era revolusi 5.0. revolusi industri, semua serba digital," kata Rektor UMI Prof Basri Modding sebelum melakukan peletakan batu pertama di gedung tersebut, Kamis (4/8/2022).

Dalam penerapannya bukan hanya sistem pembelajarannya saja yang terdigitalisasi, tetapi juga sistem manajemen sekolahnya.

"Walaupun terbilang cukup kompleks, tapi jika sistemnya sudah berjalan maka proses pendidikannya juga akan terlaksana dengan baik," tuturnya.

Mantan Direktur PPs UMI itu menyebutkan, jika sekolah ini ke depan adalah pada aspek karakter mulia atau akhlakul karimah metode pembelajaran yang berstandar internasional dan digital penguasaan bahasa asing.

"Dan pengaruh persamaan prestasi dalam berbagai bidang, dan juga tetap dimungkinkan untuk kita menyelenggarakan proses belajat dengan fasilitas yang memadai," tuturnya.

Sedangkan, Wakil Rektor (WR) V Prof. Dr. Ir. Hatta Fattah, M.S. mengatakan, pembangunan sekolah ini dikelola oleh Yayasan wakaf, pembenahan pada aspek fisik dan juga terkait dengan perangkat lunak seperti pengembangan kurikulum.

"Dan kapasitas dan kompetensi para guru dalam pengembangan kurikulum memang kita tetap mengadopsi kurikulum nasional tapi kita akan menggunakan standar internasional," jelasnya.

Gedung terdiri dari 4 lantai ini, diperkirakan dikerjakan 1-2 tahun anggara capai Rp 20 miliar bersumber dari dunator. (*)

  • Bagikan