Tangani Banjir, Pemkab Mamuju Gandeng COT Unhas

  • Bagikan
Pemerintah Kabupaten Mamuju saat melakukan penandatanganan Memorandum Of Understanding (MoU) dengan Center Of Technology (COT) Universitas Hasanuddin (Unhas) terkait penanganan banjir, di Kantor Bupati Mamuju, Senin (8/8/2022).

MAMUJU, RAKYATSULSEL – Pemerintah Kabupaten Mamuju teken Memorandum Of Understanding (MoU) dengan Center Of Technology (COT) Universitas Hasanuddin (Unhas) terkait penanganan banjir, di Kantor Bupati Mamuju, Senin (8/8/2022).

Bupati Mamuju Sitti Sutinah Suhardi mengatakan, MoU dengan COT Unhas ini dilakukan, untuk mendapatkan perencanaan tata ruang yang bakal menjadi acuan pemerintah daerah dalam penanganan banjir.

“Ini MoU dengan pihak Center Of Technology Unhas dimana akan membuat master plan soal bagaimana penanganan banjir yang ada di Mamuju, terutama dalam kota Mamuju,” jelas Tina--sapaan Sutinah.

Setelah master plan itu dibuat kata Tina, pihaknya akan membawa ke pemerintah pusat, dengan harapan bisa mendapatkan bantuan anggaran, karena diyakini penanganan banjir akan menyedot anggaran yang cukup besar.

Meski begitu, Tina mengatakan, dalam mewujudkan apa yang tertuang dalam master plan nantinya akan dilakukan secara bertahap.

“Memang anggarannya tidak mesti tahun depan, tapi kita berusaha pelan – pelan. Jadi setelah adanya hasil dari kajian ini, apa dulu yang kita lakukan 2023, apa yang kita lakukan di 2024, nah itu bisa tertata,” tuturnya.

Sementara itu Ketua Tim COT Unhas, Prof. Ir Sakti Adji Adisasmita menuturkan, sekira tiga bulan ini pihaknya akan bekerja mengumpulkan data serta melakukan kajian, dan dalam kurung waktu tersebut ia berharap sudah bisa melahirkan rekomendasi untuk diberikan kepada pemerintah guna melakukan penanganan banjir, penataan kota yang lebih berwawasan lingkungan.

“Kita akan mengambil data – data di lapangan, baik data primer maupun data sekunder untuk di analisis kedepannya, sehingga kelengkapan data survei, kelengkapan data dari stakeholder bisa mempercepat hasil dari kajian penanganan banjir dan genangan ini,” ungkapnya.

Dari pengamatan awal yang dilakukan, penanganan banjir ini harus terintegrasi dengan penataan kota, jika tidak, laju pembangunan bisa saja menghilangkan ruang terbuka hijau.

“Penataan kota itu juga perlu, penataan drainase, sehingga hujan yang datang, bisa tertangani melalui drainase ini, kemudian drainasenya harus memenuhi aspek – aspek dari geometric jalan, perlu juga ada metode – metode lain, tapi ini masih dugaan sementara, kita tentu bisa mengambil rekomendasi setelah tersedia data secara lengkap, baik data primer maupun sekunder,” tutupnya. (Sudirman)

  • Bagikan