MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Kemeriahan di Stadion Gelora B.J. Habibie, Kota Parepare semalam, adalah klimaks dari serangkaian kegembiraan publik sepakbola Sulawesi Selatan. Setelah penantian 23 tahun, trofi Liga Indonesia kembali ke pangkuan penggawa Pasukan Ramang, PSM Makassar.
Tim Juku Eja mengunci gelar lebih cepat sebelum laga Liga 1 2022/2023. Dua pertandingan akhir yang dilakoni PSM tak berpengaruh apa-apa dalam meneguhkan gelar supremasi sepakbola Tanah Air.
Gelar juara tersebut dipastikan menjadi milik PSM Makassar sejak akhir Maret lalu. Kemenangan telak 1-3 atas Madura United, membuat raihan poin PSM tak akan mampu dikejar oleh rival-rival terberatnya seperti Persija Jakarta dan Persib Bandung. Dengan mengoleksi 72 angka, posisi PSM lebih dari aman.
Gelar juara BRI Liga 1 2022/2023 menambah koleksi trofi PSM Makassar. PSM Makassar secara sah berhasil melampaui capaian klub-klub Indonesia lainnya untuk urusan koleksi trofi.
Bahkan PSM Makassar kini lebih baik untuk torehan trofi dari klub perserikatan lainnya, termasuk Persib Bandung dan Persija Jakarta.
Kini, tercatat PSM Makassar menjadi tim keempat yang menjuarai Liga 1 Indonesia sejak era Liga 1 Indonesia dimulai pada 2017.
Tiga tim lainnya yang sebelumnya menjadi juara adalah Bhayangkara FC (2017), Persija (2018), dan Bali United (2019 dan 2021/2022).
Dengan capaian ini, PSM Makassar menjadi tim dengan koleksi trofi kompetisi/turnamen resmi paling lengkap dibanding klub Indonesia lainnya. Persib Bandung dan Persija belum bisa menyamai torehan dari PSM Makassar.
Alasannya, PSM Makassar sudah menjuarai kompetisi era Perserikatan. Kemudian juara era Liga Indonesia. Selanjutnya juara Piala Indonesia. Dan, terakhir menjadi jawara Liga 1 Indonesia.
Persija Jakarta, meski memiliki jumlah trofi Perserikatan lebih banyak, tak pernah juara Piala Indonesia. Persib Bandung juga tak sekalipun pernah memenangi turnamen resmi PSSI dalam hal ini Piala Indonesia.
Lantas apa yang menjadi kunci bagi PSM sehingga mampu menjuarai kompetisi sepakbola kali ini?
Pengamat sepak bola di Makassar, Hanafing mengungkapkan, salah satu faktor keberhasilan PSM yakni kecerdasan pelatih Bernardo Tavares dalam hal meracik tim.
Bernardo dianggap cepat beradaptasi dengan kultur sepak bola tanah air.
"Ini saya pikir prestasi yang sangat luar biasa yah menurut saya, karena pertama ini pelatih asing Tavares baru pertama kali datang ke Indonesia," kata dia.
Uniknya, lanjut Hanafing, Bernardo baru pertama kali menangani klub Liga Indonesia. Namun debut kepelatihannya di Indonesia berbuah manis bersama PSM Makassar.
"Jarang ada pelatih asing baru pertama ke Indonesia terus langsung sukses. Robert (Rene Albert) saja butuh waktu dia untuk sukses di Indonesia," tambahnya.
Dia juga mengaku empat pemain asing PSM memiliki peran krusial. Keempat pemain itu yakni Kenzo Nambu, Yuran Fernandes, Everton Nascimento hingga kapten Wiljan Pluim.
"Kemudian skuad yang ada di PSM ini bukan pemain yang menjanjikan untuk juara memang, tapi ada 4 pilar asing aja yang bagus," tegas Hanafing.
Instruktur pelatih PSSI ini melanjutkan, faktor ketiga PSM meraih juara setelah mampu tampil impresif tiap melakoni laga tandang. Stadion Gelora BJ Habibie pun dianggap angker bagi tim lawan.
"Yang ketiga dia tidak punya stadion gitu loh ini kan fatal homebasenya mana. Untungnya ada seorang wali kota yang sangat peduli tentang PSM yaitu di Parepare, dengan segala upaya lobi ke PSSI Parepare bisa jadi homebase," jelasnya.
Wakil kapten PSM Makassar, M Arfan juga mengungkapkan kunci keberhasilan timnya juara. Menurut dia, hal itu tak lepas dari kekompakan para pemain.
"Tidak yang merasa lebih besar dari pada nama PSM Makassar, mungkin itu," ujar Arfan.
M Arfan sangat bersyukur bisa mempersembahkan gelar juara Liga 1 bagi masyarakat Sulsel. Ini menjadi trofi kedua pemain nomor punggung 48 ini bersama PSM Makassar.
Sebelumnya, ia telah persembahkan trofi Piala Indonesia di tahun 2019. Sebagai pemain, tentu ini pencapaian lengkap bagi M Arfan.
"Syukur, Alhamdulillah senang sekali selama bermain di PSM Makassar saya sudah mendapatkan gelar juara Piala Indonesia di tahun 2019 dan juara Liga 1 di tahun ini. Semua itu dicapai berkat kesabaran dan kerja keras," ucapnya.
Ada banyak faktor yang mengiringi kesuksesan PSM Makassar di Liga 1 musim ini. Selain peran Bernardo Taveres di kursi kepelatihan, keberhasilan Juku Eja kokoh di puncak klasemen juga tidak terlepas dari pemain-pemain kunci.
Wiljan Pluim, Ramadhan Sananta, dan Yuran Fernandez, adalah tiga pemain di antaranya.
Pluim yang sudah berusia 34 tahun, punya peran di lini tengah yang sangat krusial. Gelandang sekaligus kapten tim itu tampil 24 laga dengan menyumbangkan 10 gol dan sembilan assist sepanjang musim ini. Luar biasa!
Membela PSM sejak pertengahan 2016, Pluim menjadi sosok yang tidak tergantikan di lini tengah Juku Eja. Sekaligus menjadi pemain asing terlama yang bertahan di klub kebanggaan Kota Daeng tersebut.
Pemain asal Belanda itu dikenal memiliki visi bermain dan kualitas oke. Pluim memegang peran kunci dalam mengatur ritme permainan PSM Makassar di BRI Liga 1.
Dengan kemampuan yang dimiliki, Pluim kerap menghadirkan mimpi buruk bagi pertahanan lawan. Mengacak-acak lini belakang sang lawan melalui teknik individunya. Baik drible maupun keahlian melewati pemain lawan.
Prestasi terbaik Wiljan Pluim bersama PSM adalah trofi Piala Indonesia 2018-2019. Setelah pada musim sebelumnya, Juku Eja bertengger di peringkat dua Liga 1 2018.
Di posisi depan, ada Ramadhan Sananta. Pemain berusia 20 tahun itu tampil memukau di sepanjang musim ini. Dalam 21 penampilan, Sananta sukses membukukan 11 gol plus dua assist.
Ramadhan Sananta direkrut Pasukan Ramang pada 24 Mei 2022. Mantan striker Persikabo 1973 itu langsung menjelma menjadi mesin gol baru PSM.
Koleksi golnya musim ini kemungkinan masih bisa bertambah, mengingat PSM masih menyisakan tiga laga lagi.
Pemain bernama lengkap Muhammad Ramadhan Sananta itu menjadi pemain lokal paling produktif di kasta teratas Liga Indonesia.
Dia mengungguli Dendy Sulistyawan dari Bhayangkara FC dengan sembilan gol. Kemudian Dedik Setiawan (Arema FC, 9 gol), M. Rahmat (Bali United, 7), dan Wildan Ramdhani (Persita Tangerang, 7).
Istimewanya lagi, penyerang kelahiran Daik, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri itu juga memecahkan rekor sebagai pemain U-23 tersubur dalam semusim di Liga 1. Dia melampaui torehan sembilan gol milik Ilham Udin Armayn pada musim 2017 serta Osvaldo Haay dan Dendy Sulistyawan di Liga 1 2018.
Pertahanan kokoh Pasukan Ramang sejauh ini tak lepas dari keberadaan Yuran Fernandes di lini belakang. Bek kelahiran Sal Rei, Tanjung Verde itu menunjukkan performa jempolan sepanjang musim ini.
Yuran dikenal sebagai bek yang tangguh dalam bertahan. Juga tak kenal kompromi dalam berduel dengan pemain lawan. Tidak hanya jago dalam duel udara, Yuran merupakan eksekutor penalti yang andal. Bek berusia 28 tahun itu bahkan telah menyumbangkan lima gol dari 27 pertandingan yang dilakoni.
Bersama Agung Mannan dan Safrudin Tahar, pertahanan PSM sejauh ini memang susah ditembus oleh pemain lawan. Berkat penampilan apik mereka, PSM tercatat sebagai salah satu tim yang minim kebobolan di BRI Liga 1 2022/2023.
Kemeriahan, kegembiraan, dan euforia publik sepak bola Sulawesi Selatan tumpah ruah dan bercampur jadi satu. Dan, Stadion Gelora BJ Habibie, Kota Parepare, menjadi saksi ditorehkannya sejarah prestasi PSM Makassar di pentas sepakbola Nasional. (rahman)