MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Peta politik menuju Pemilu 2024 terus digaungkan. Para bakal calon presiden (capres) telah muncul ke permukaan dengan partai-partai koalisinya.
Kandidat capres 2024 yang mulai terlihat seperti Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, hingga Prabowo Subianto. Ketiganya mulai menyusun strategi dan negosiasi bersama partai politik masing-masing.
Sementara itu, kandidat pendamping untuk mereka sebagai cawapres juga sudah mulai bergema. Beberapa nama mulai diutak-atik dan digaungkan. Mulai dari politikus, pengusaha, dan birokrat. Nama cawapres itulah yang dianggap bakal menentukan "nilai tawar" para kandidat RI-1 itu di mata rakyat dalam Pemilu 2024.
Tokoh kultural Jawa Barat, Eka Santosa mengakui, masyarakat memang sudah mulai memasuki ruang "perang cawapres". Ia menilai, peran cawapres cukup vital untuk mendampingi pemimpin Indonesia, baik dari sisi geopolitik, kultur, hingga kebutuhan dan keterwakilan masyarakat.
Hal itu tentunya sejurus dengan upaya dan cita-cita pendiri negeri yang menginginkan bangsa lebih mandiri, tidak bergantung, atau bisa berdikari.
"Sudahlah, kalau presiden (kandidatnya) sudah harus di Pulau Jawa atau setidaknya bernada O (namanya). Tapi, kalau wapres kita bisa mencari alternatif kesiimbangan itu baik dari sisi keterwakilan Indonesia Timur dari pandangan kenusantaraan dan juga profesionalisme kerja," ujar Eka Santosa.
"Misalnya, Pak SYL (Syahrul Yasin Limpo) yang bisa dipertimbangkan oleh kita. Sosok birokrat yang cocok menurut saya, karena pernah jadi lurah, camat, bupati wakil bupati, gubernur," tambah Eka, yang juga mantan Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat ini.
Tokoh masyarakat adat Jawa Barat ini menilai, kapasitas SYL saat menjabat gubernur juga cukup prestisius. Lantaran pernah membawa provinsi yang dipimpinnya, Sulawesi Selatan, menjadi swasembada pangan.
"(SYL) bisa jadi sosok yang mewakili (sebagai cawapres dari Indonesia Timur). Hari ini, saya lihat secara khusus dari kinerjanya, terlepas dari partainya, dari mana dia berangkat, tapi secara profesional kerja dia memadai," imbuh mantan Wakil Ketua Komisi II DPR RI 2004-2009 ini.
Seperti diketahui, Syahrul Yasin Limpo (SYL) kini menjabat sebagai Menteri Pertanian RI. Dia merupakan kader dari Partai NasDem yang dipercayakan Presiden untuk mengurus kebijakan mengenai pertanian di Indonesia.
Partai yang menaungi SYL itu telah membangun koalisi dengan parpol pengusung bakal capres dari Anies Baswedan. Parpol ini berkoalisi dengan PKS dan Demokrat dalam menjagokan Anies Baswedan menuju Pemilu 2024. Anies pun mendapat dukungan dari Wapres RI dua periode, yakni Jusuf Kalla, yang juga merupakan tokoh dan saudagar kawakan dari Indonesia Timur.
NasDem telah mengantongi 5 nama cawapres untuk Anies Baswedan. Namun, partai besutan Surya Paloh itu belum menyebutkan nama-nama itu secara gamblang. Nama SYL masih harus bersaing dengan sejumlah tokoh lainnya yang diusulkan parpol pengusung, seperti AHY, Aher, Mahfud MD, Khofifah, dan Airlangga. (*)