Dikatakan Wakil Ketua Komisi V DPR RI ini, jika dengan sistem proporsional terbuka akan membuka peluang kader partai karbitan, atau figur-figur yang memiliki kekuatan finansial dan popularitas tinggi namun minim prestasi terpilih, menurutnya argumen tersebut keliru.
"Saya kira wajar-wajar saja jika figur yang punya kemampuan itu kemudian terpilih. Karena kan tidak mudah juga mendapat suara masyarakat. Dibutuhkan kerja keras maksimal," tegasnya. (FO)