Sembilan JCH Gagal ke Tanah Suci

  • Bagikan
Ilustrasi Jemaah Haji Indonesia

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Sembilan calon jemaah haji Embarkasi Makassar gagal berangkat ke Tanah Suci, tahun ini. Kondisi kesehatan jemaah tersebut membuat mereka harus menunda keberangkatan hingga tahun depan.

Sekretaris Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Embarkasi Makassar, Ali Yafid menyatakan sebanyak 16.889 orang jemaah telah tiba di Tanah Suci. Kloter 43 menjadi rombongan terakhir berisi 392 orang termasuk petugas kloter. Menurut Ali, satu jemaah dinyatakan tidak bisa ikut berangkat atas nama Abdul Rauf bin Alimuddin, 44 tahun berasal dari Majene, Sulawesi Barat.

"CJH tersebut menderita penyakit TBC," ujar Ali, Kamis (22/6/2023).

Selain Rauf, terdapat delapan orang lainnya yang gagal berangkat. Tiga orang karena positif hamil dan lima orang lagi karena alasan kesehatan.

Pranata Humas Kemenag Sulsel, Mawardi Sirajuddin mengatakan jemaah yang batal berangkat tahun ini itu akan menjadi prioritas pemberangkatan di tahun yang akan datang.

"Jadi yang tidak sempat diberangkatkan tahun ini itu digeser ke tahun depan dan itu menjadi prioritas," ujar dia.

Menurut dia, beberapa kebijakan tentunya perlu untuk diulang seperti one stop service yaitu pemberian kemudahan untuk pelayanan terhadap jemaah haji.

"Kita berharap pelayanan itu dapat tetap berjalan di tahun-tahun berikutnya, karena pelayanan inikan sudah tidak terlalu memberatkan para calon jemaah haji untuk mengikuti acara seremoni," ujar dia.

Dia mengutarakan, hal itu juga sewarna dengan pemberangkatan tahun ini yang mengusung tema 'Haji Ramah Lansia' yang tentunya sangat mengedepankan untuk calon jemaah untuk usia lanjut, apalagi kata dia prioritas untuk lansia tentu menjadi angin segar karena waktu tunggu yang terbilang cukup lama.

"Mudah-mudahan haji ramah lansia juga bisa berjalan di tahun tahun berikutnya karena itu bisa memangkas waktu tunggu para lansia," sebut dia.

Mawardi menyampaikan, hal yang paling perlu diperhatikan untuk para jemaah dan para PPIH dari masing-masing daerah seyogyanya memperhatikan pemeriksaan kesehatan secara ekstra.

"PPIH Daerah harus Lebih tegas lagi lakukan pemeriksaan kesehatan di daerah, supaya tidak lagi terulang hal-hal yang tidak perlu, seperti cek kesehatan terakhir itu ternyata masih ada yang hamil. Kalau bisa pengetatan pemeriksaan kesehatan ditingkatkan," imbuh dia.

Begitu pun jemaah yang memiliki penyakit kronis untuk dilakukan pendekatan secara persuasif lagi untuk meyakinkan para calon jemaah haji untuk memantapkan kesehatan sebelum berangkat.

"Harus lebih dipahamkan lagi untuk tidak memaksakan diri untuk berangkat haji dalam keadaan kesehatan kurang fit, meskipun banyak juga yang berharap untuk wafat di sana," ujarnya.

Mawardi mengatakan hal unik dalam proses pemberangkatan haji yang setiap tahunnya itu memang sulit untuk dihilangkan dari proses pemberangkatan jemaah haji khusus yang berasal dari Sulawesi. Seperti pengunjung dari beberapa wilayah tertentu yang begitu membludak dan bahkan itu menjadi warna tersendiri untuk pemberangkatan haji di Embarkasi Makassar.

"Dan Hal itu masih dalam batas kewajaran karena itu adalah bentuk perhatian dalam mengantar keluarga untuk berangkat berhaji," kata Mawardi.

Tak hanya itu, lanjut Mawardi, hal unik lainnya itu seperti barang bawaan para calon jemaah haji yang tidak memenuhi SOP penerbangan. Pun, dengan beberapa kejadian seperti para lansia yang ingin pulang dan beberapa kejadian lainnya pihak PPIH telah melakukan pelayanan dengan sepenuh hati.

Dengan Jumlah 43 kloter yang resmi diberangkat di Embarkasi Makassar, seluruh jemaah juga telah mendapatkan living cost sebesar Rp 3.030.000. Bila diasumsikan secara keseluruhan itu kurang lebih Rp 50 miliar.

"Living cost itu dibagikan dalam bentuk rupiah. Itu bertujuan untuk mendukung peningkatan ekonomi terutama UMKM baik yang berada dalam lingkungan asrama haji maupun yang berada di luar area," sebut dia.

Kepala Bidang Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama Sulsel, Iqbal Ismail mengatakan, penyelenggaraan ibadah haji itu tentu manfaatnya tak hanya dirasakan oleh calon jemaah haji saja. Tapi juga dirasakan oleh orang-orang di sekitar, salah satunya pelaku UMKM.

Ia menuturkan, untuk pemanfaatan para pelaku UMKM itu pihaknya telah mengimbau para jemaah calon haji sebisanya dapat berbelanja di sekitar kompleks asrama haji saja. Dia melanjutkan, untuk para UMKM yang ada di luar area dan di dalam area komplek asrama haji tentu sangat membantu para keluarga untuk memudahkan mencari keperluannya.

"Masyarakat lokal juga keciprat manfaatnya," jelasnya. (abu hamzah/B)

  • Bagikan