Dua Pekan Operasi Patuh 2023: Laka Lantas Menurun, Korban Meninggal Dunia Naik

  • Bagikan
Press Rilis hasil Operasi Patuh Pallawa 2023, di kantor Ditlantas Polda Sulsel, Senin (24/7/2023) sore. (foto: Isak)

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Jumlah kecelakaan lalu lintas (Laka lantas) selama Operasi Patuh Pallawa 2023 digelar mengalami penurunan, meskipun untuk korban meninggal dunia terdapat kenaikan. Operasi sendiri berlangsung selama dua pekan, mulai dari 10 Juli sampai dengan 23 Juli 2023.  

Dari data yang dikeluarkan Direktorat Lalulintas (Ditlantas) Polda Sulsel, jumlah laka lantas selama Operasi Patuh Pallawa 2023 mengalami penurunan 76,37 persen, jika dibandingkan dengan tahun 2022. Atau dari 127 jumlah laka pada tahun 2022, turun menjadi 30 laka di tahun 2023.

Begitu juga dengan korban laka lantas yang mengalami luka ringan mengalami penurunan hingga 54,43 persen. Pada tahun 2022 ada 169 korban luka ringan akibat dari laka lantas, sementara di tahun 2023 turun menjadi 77 korban.  

"Namun untuk korban meninggal dunia akibat laka lantas naik 8,33 persen. Tahun 2023 ada 13 korban, sementara tahun 2022 ada 12 korban. Sama dengan  korban luka berat naik 200 persen, tahun 2023 ada 9 korban, tahun 2023 ada 3 korban," kata Kapolda Sulsel, Irjen Pol Setyo Boedi Moempoeni Harso saat merilis hasil Operasi Patuh Pallawa 2023 di kantor Ditlantas Polda Sulsel, Senin (24/7/2023) sore.

Adapun untuk total kerugian materil dari kejadian tersebut dikatakan ikut mengalami penurunan 78,08 persen. Atau dari tahun 2022 kerugian materil akibat laka sebanyak Rp227.425.000, mengalami penurunan di tahun 2023 sebanyak Rp49.850.000. 

Irjen Pol Setyo Boedi juga menuturkan, untuk data kendaraan bermotor yang terlibat laka selama Operasi Patuh Pallawa 2023 mulai dari sepeda motor sebanyak 36 unit, mobil penumpang 7 unit, mobil barang 5 unit, dan mobil bus 1 unit. 

"Tipe Kecelakaan, depan samping 9, tunggal 7, depan-depan 4, tabrak pejalan kaki 3, tabrak lari 3, depan-belakang 2,  samping-samping 1, dan beruntun 1," terang Jenderal Bintang Dua itu.

Sedangkan untuk data pelanggar yang diberikan sanksi tilang maupun teguran mencapai ribuan. Secara terperinci, diuraikan, sebanyak 10.909 pengendara ditindak dengan sanksi teguran oleh petugas di lapangan, dan untuk Tilang Manual 1.448 pengendara.

Begitu juga untuk 408 pengendara lain yang melanggar ditilang secara elektronik menggunakan teknologi Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) baik Statis maupun Mobile. Atau dengan rincian 353 tilang ETLE Statis, dan 55 Mobile.

Dari puluhan ribu kendaraan yang melakukan pelanggar aturan lalu lintas itu juga didominasi oleh kendaraan roda dua yakni 9.910 motor yang melakukan pelanggaran, 1.782 mobil penumpang, 950 mobil barang, dan 157 bus. 

"Pelanggaran-pelanggaran yang mayoritas terjadi pada motor, umumnya karena tidak memakai helm, melawan arus, berkendara masih dibawah umur dan berboncengan lebih dari satu orang. Sedangkan jenis pelanggaran pada kendaraan mobil didominasi dengan tidak menggunakan safety belt, menggunakan HP saat berkendara, kelebihan muatan dan melawan arus," sebutnya.

Masih banyaknya pengendara yang melanggar, Kapolda Sulsel meminta masyarakat agar tetap patuh dan disiplin dalam berkendara. 

"Saya himbau kepada masyarakat agar dalam berkendaraan agar tertib, taat aturan, dan jadi pelopor keselamatan berlalu lintas," pesannya. 

Di tempat yang sama, Direktur Lalulintas (Dirlantas) Polda Sulsel, Kombes Pol I Made Agus Prasatya menyampaikan, untuk wilayah yang mendominasi pelanggar lalu lintas terbanyak di Sulawesi Selatan terdapat di lima kabupaten.

"Lokasi daerah rawan lalu lintas terutama selama Operasi Patuh Pallawa 2023 digelar yaitu bedasarkan data kami ada di lima Polres ada di Pinrang, Takalar, Luwu, Barru, dan Gowa. Ini memang merupakan wilayah yang sudah menjadi sasaran operasi patuh," sebutnya. (Isak/B)

  • Bagikan