Perindo Sulsel Ingin Kampus jadi Wilayah yang Netral Politik, Hilal: Rawan Konflik Sesama Mahasiswa

  • Bagikan
Sekretaris DPW Perindo Sulsel, Hilal Syahrim.

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Mahkamah Konstitusi (MK) telah memberikan ruang kepada Partai Politik (Parpol) melakukan sosialisasi di lingkungan kampus tanpa atribut.

Namun tidak semua Parpol menerima seperti misalnya Partai Perindo Sulsel yang menginginkan kampus atau institusi pendidikan bisa menjadi wilayah yang netral dari kepentingan politik.

"Kalau saya lebih baik aturan lama digunakan. Sarana pendidikan terutama kampus itu daerah netral, tidak perlu ada kampanye di perguruan tinggi," kata Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Perindo Sulsel, Hilal Syahrim.

Hilal menyebutkan jika mahasiswa itu seharusnya hanya sebagai sosial kontrol bagi seluruh Bacaleg hingga anggota DPRD. "Kalau dibiarkan kampanye di kampus rawan konflik antara sesama mahasiswa, karena ada kepentingan partai politik," ujarnya.

Hilal mengakui jika sebagian besar politisi saat ini pernah menjadi aktivis-aktivis kampus. "Ketika dia masuk bisa terjadi konflik kepentingan dan bisa terjadi perpecahan sesama kampus," ujarnya.

Bagi Partai Perindo Sulsel, kampus tidak terlalu penting dijadikan lokasi kampanye atau sosialisasi partai politik. Karena dia akui masyarakat kampus saat ini sudah cerdas dan mereka terdidik.

"Artinya mereka sudah paham walaupun kita tidak melakukan kampanye. Mereka pasti mengikuti perkembangan bangsa ini, sehingga tidak perlu rasanya kampanye di dalam kampus," lanjutnya.

Disinggung Pemilu 2024 nanti lebih banyak dari kalangan milenial terutama dan pemilih pemula yang saat ini duduk di kampus-kampus. Hilal menyebutkan partai pastinya sudah memiliki cara untuk mensosialisasikan apalagi masa Pemilu 2024 nanti hari libur.

"Saya rasa tanpa diarahkan mereka pasti ke TPS, lagian masyarakat kampus dari daerah berbeda-beda, kalau partai tertentu masuk di kampus saya kira tidak logis, karena ketika hari H pemilihan mahasiswa pasti diliburkan untuk pulang memilih," bebernya.

"Bagi saya jangan lah di dalam kampus tapi undang mereka (mahasiswa) ke tempat mereka seperti di kantor partai, biarkanlah kampus sebagai daerah netral," lanjutnya.

Bahkan saat ini sudah zamannya teknologi dan pastinya setiap mahasiswa mengikuti perkembangan politik di media sosial. (Fahrullah/B)

  • Bagikan