Bedah Buku ‘Rihlah ke Mancanegara’

  • Bagikan
Bedah buku tentang 'Rihlah ke Mancanegara' karya Prof Dr H Ahmad M Sewang berlangsung di Gedung Islamic Centre IMMIM Jl. Jendral Sudirman Makassar (24/10).

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Bedah buku tentang 'Rihlah ke Mancanegara' karya Prof Dr H Ahmad M Sewang berlangsung di Gedung Islamic Centre IMMIM Jl. Jendral Sudirman Makassar (24/10).

Hadir Ketua Umum YASDIC IMMIM, Hj Nur Fadjeri FL, SP, M.Pd sekaligus menyampaikan sambutan dan membuka acara tersebut dengan resmi. Hadir pula Ketua Umum DPP IMMIM, Prof Dr H Ahmad M Sewang, MA, sekaligus memberi pengantar dalam bedah buku tersebut. Hadir pula Sekretaris Umum DPP IMMIM Dr HM Ishaq Samad, MA, sekaligus sebagai Moderator.

Adapun Narasumber sebagai pembedah buku Prof.Dr.H.Lauddin Marsuni.SH,MH dan Prof.Dr.Hj. Amrah Kasim, Lc,MA serta sejumlah pengurus DPP IMMIM, Mubalig dan santri Pesantren Modern IMMIM.

Nur Fadjeri dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan bedah buku ini sebagai bagian dari kegiatan Expo Hari Santri.

Selain itu, ia juga sangat mengagumi sosok penulis buku Prof. Ahmad Sewang, yang dengan penuh semangat setiap harinya mengirimkan tulisan-tulisan dan taushiyahnya di group WA Mubalig IMMIM.

Selain itu, sengaja dihadirkan sejumlah besar santri IMMIM untuk memberi wawasan dan motivasi kepada santri dan bertemu langsung dengan para Guru Besar dan menambah ilmunya tentang inklusivitas IMMIM.

"Dengan memahami berbagai pengalaman penulis tentang Mancanegara akan bisa menambah wawasan santri dan mubalig bahwa sangat penting ukhuwah insaniah/basyariah dalam bergaul secara internasional," jelasnya

Ahmad Sewang menjelaskan, pentingnya menulis agar ada legacy dalam kehidupan ini, dan bisa dikenang oleh generasi berikutnya.

"Disebutkan Lakum a’maalukum walanaa a’maalunaa (lakukan amalan-amalan kalian dan kami lakukan amalan-amalan kami), sehingga semua bisa bersinergi dengan baik. Ada seorang bernama Elisabeth dari Denmark dan Pendeta Jasper Sloop yang menjadi teman dan mengundangnya menghadiri pengajian Islam oleh Prof. Arkoun, dengan fasilitas mobilnya yang dipakai. Bahkan ia membayarkan karcis masuknya. Dikatakan dalam Q.S Al-Baqarah 62 dijelaskan barangsiapa yang melakukan kebaikan, maka mereka akan mendapatkan pahala sesuai dengan kebaikannya," sebutnya.

Lauddin Marsuni dalam pemaparannya menjelaskan kegiatan bedah buku Rihlah ke Mancanegara merupakan kegiatan mengungkap isi buku secara kritis dan singkat atas kelebihan dan kekurangannya. Selain itu, penulis buku ini seorang cendekia yang ulama, dan ulama cendekia.

Sebagai cendekiawan ulama, penulis telah menghasilkan banyak karya ilmiah dalam bentuk buku, artikel, makalah, prosiding yang bernuangsa keislaman. Sebagai cendekia ulama menghasilkan pemikiran, gagasan tentang keislaman berbasis ilmiah. Penulis mengembang misi sebagai motivator dengan judul buku Rihlah Ke Mancanegara.

Amrah Kasim menjelaskan bahwa buku ini memberikan banyak inspirasi, dibagi dua rihlah ke beberapa negara di Mancanegara, dan juga hasil penelitian penulis.

Dipertanyakan bagaimana wataknya orang Belanda yang pernah menjajah Indonesia? Perpustakaan Belanda memberi fasilitas mengcopy sebanyak-banyaknya buku dan sumber yang dibutuhkan untuk penelitian.

Dikatakan penulis mengemukakan pentingnya menulis untuk masyhur, ada potensi ekonomi, dan sebagai ibadah kepada Allah Swt.

"Di Belanda, banyak sekali sarana dan media untuk memperoleh sumber ilmu pengetahuan, misalnya tentang “Lagaligo”. Menulis perkembangan Islam di Gowa, sumber literaturnya lengkap di Museum Belanda," jelasnya.

M.Ishaq Samad mengemukakan bedah buku ini memberi inspirasi tentang pentingnya berkunjung ke banyak tempat, terutama ke luar negeri, agar terbuka wawasan yang luas dan pengalaman yang berharga, sehingga memberi banyak ilmu dan wawasan dalam bergaul secara global. (*)

  • Bagikan