Efek Pemadaman Bergilir, PLN Rancang Skema Kompensasi

  • Bagikan
Wali Kota Makassar, Danny Pomanto menggelar pertemuan dengan PLN saat Site Visit Control System PLN Sulselbangsel, di Jalan Hertasning Kota Makassar, Senin (13/11/2023).

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat (Sulselrabar), Moch Andy Adchaminoerdin memastikan akan memberikan kompensasi akibat kebijakan pemadaman bergilir. Andy mengaku, pihaknya tengah merancang pihaknya tengah merancang skema pemberian kompensasi dalam bentuk ganti rugi tersebut kepada masyarakat yang terdampak.

"Gambarannya, untuk pelanggan PLN yang menggunakan prabayar menggunakan token akan diberikan nomor token khusus untuk pemberian kompensasi. Sedangkan, bagi pelanggan yang pascabayar maka kompensasi akan diberikan pemotongan pembayaran pada bulan selanjutnya," kata Andy seusai mendampingi Wali Kota Makassar Site Visit Control System PLN Sulselbangsel, di Jalan Hertasning Kota Makassar, Senin (13/11/2023).

Menurut dia, sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PLN akan berusaha untuk taat pada regulasi mengenai pemberian kompensasi. Andy mengatakan, pihaknya masih melakukan penghitungan mengenai jumlah kompensasi tersebut.
Pemadaman listrik bergilir yang berlangsung sejak beberapa bulan terakhir memang mendapat reaksi keras dari publik. Sebab, pemadaman listrik bergilir ini membuat kerugian di masyarakat mulai dari aktivitas terganggu, rusaknya barang-barang elektronik hingga beberapa kasus kebakaran di Kota Makassar akibat korsleting listrik.

Andy mengatakan, selama dua hari terakhir sejak Sabtu, pekan lalu, tidak terjadi pemadaman listrik bergilir. Itu karena saat ini kondisi pembangkit listrik yang dimiliki dapat memenuhi kebutuhan daya untuk masyarakat. Hanya saja, kata Andy, pihaknya tetap memberikan pengumuman kepada masyarakat mengenai pemadaman listrik bergilir yang akan berlangsung selama empat jam sebagai bagian dari skenario agar masyarakat bisa mengambil langkah antisipasi.

"Lebih baik punya skenario tapi ini malah lebih informatif buat masyarakat. Tetap kita informasi 4 jam tapi kalau lebih safety," ungkap Andy.

Lebih lanjut mengenai kerugian yang ditimbulkan selama pemadaman listrik bergilir ini terjadi, Andy menyebut, pihaknya harus mengoperasikan PLTU yang tentunya memiliki biaya operasional yang besar.

"Atas kondisi ini, kami terpaksa mengoperasikan pembangkit berbahan bakar minyak. Solar sudah luar biasa banyaknya. Ini luar biasa kita tambah operasinya," ujar Andy.

Apalagi, kata Andy, PLN merupakan penyedia jasa layanan di bidang kelistrikan yang berarti pihaknya tidak bisa jualan listrik. Maka dari itu, pendapatan tidak bisa masuk karena terjadi pemadaman listrik.

Andy mengatakan sistem kelistrikan Sulawesi bagian selatan terhubung mulai dari Sulsel daratan, Sulbar, Palu, Poso (Sulteng) dan Sultra daratan sangat bergantung terhadap debit air Pembangkit Listrik tenaga Air (PLTA).

"Sulsel tergabung dengan sistem seluruhnya. Mulai dari Poso sampai dengan Kendari," beber dia.

Andy menjelaskan daya mampu pasok (DMP) kondisi normal sistem kelistrikan Sulbagsel mencapai 2.300 megawatt (MW) dengan kontribusi PLTA sebesar 850 MW dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) sebesar 140 MW atau secara total sangat besar sekitar 990 MW (42 persen).

Namun, karena saat ini memasuki musim kemarau yang diperparah dengan fenomena El-Nino membuat sumber-sumber air untuk tenaga PLTA yakni di danau-danau debit airnya berkurang. Atas kondisi tersebut, membuat kontribusi PLTA yang normalnya mencapai 850 megawatt menurun menjadi 250 megawatt saja atau sebesar 75 persen.

"Yang beroperasi cuma 250 megawatt. Jadi kurang 600 megawatt," ujar Andy.

Namun, kata Andy, beberapa PLTA sudah mulai kembali normal seperti PLTA Bakaru dan PLTA Maleo sedangkan untuk PLTA Poso masih menunggu.

"Kami tunjukkan bahwa PLTA Bakaru sudah mulai bisa maksimal dari 126 megawatt yang dulunya 10-20 megawatt sekarang sudah normal," kata Andy.

Sedangkan, untuk kondisi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) yang mengandalkan tenaga angin, seperti PLTB Tolo di Kabupaten Jeneponto dan PLTB di Sidrap juga mengalami penurunan kapasitas. Di mana, kondisi tersebut dipengaruhi karena kurangnya hembusan angin akibat fenomena El-Nino yang terjadi saat ini.

"PLTB Tolo Jeneponto dan Sidrap ini nyaris hanya 5 persen beban. Kurang besar anginnya," kata Andy.

Maka dari itu, Andy mengatakan, sebagai solusi pihaknya menambah daya sebesar 80 megawatt dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yakni di PLTU Tello, PLTU Punagaya di Takalar, PLTU Bantaeng, PLTU Jeneponto masing-masing 10 megawatt secara bertahap.

Penambahan tersebut, kata dia, masuk juga pada Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) untuk pada 2024. Akan ada penambahan PLTA yang telah dimasukkan ke RUPTL yakni di Bantaeng, Jeneponto, Pomalaa masing-masing sebesar 200 megawatt. "Sepanjang masuk di RUPTL, kami akan tambah PLTA," ucap Andy.

Selain itu, Andy mengungkapkan pihaknya juga melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) disekitar lokasi PLTA. "Minta doa restu mudah-mudahan TMC jalan terus. Dan kami bisa kembali pulih seperti sedia kala," tutup Andy.

Adapun Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto secara lantang menyampaikan keluhan-keluhan masyarakat soal PLN yang ia terima selama ini. Penyampaian tersebut sebagai bentuk kepedulian pemerintah kota kepada masyarakat yang merugi akibat kondisi pemadaman bergilir dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir.

"Kami merasa kasihan banyak yang bicara tentang listrik. Saya banyak ditelepon warga sambil menangis. Ada pengusaha printer, rusak semua alatnya dan dia menangis," ujar Danny Pomanto.

Belum lagi, kata Danny, banyaknya insiden kebakaran bahkan sampai menelan tiga korban jiwa yang disinyalir imbas dari pemadaman listrik bergilir. "Saya tidak menuduh PLN, tapi peristiwa ini akibat langsung maupun tidak itu karena listrik," ujar Danny.

Dia menjelaskan kebakaran di Jalan Baji Gau akhir Oktober lalu yang menewaskan ibu dan anak itu dikarenakan kipas angin yang kabelnya meleleh. Begitu juga dengan pemukiman padat penduduk yang menghanguskan 10 rumah di Jalan Muhammad Tahir di Kecamatan Tamalate yang dipicu akibat lilin saat listrik padam. Termasuk ada percikan api di travo depan rumah pribadinya di Jalan Amirullah beberapa waktu lalu, dan terakhir insiden kebakaran di SMP 8 Makassar akibat kipas angin yang korslet.

"Apa yang terjadi? Apakah baru kali ini kipas angin jalan? Tidak! Tapi tegangan yang tidak menentu menyebabkan adanya percikan api," ucap dia.

Danny mengimbau, PLN turun langsung ke lapangan mengecek kelaikan sistem kelistrikan di rumah-rumah warga bekerja sama dengan pihak asosiasi. Hal ini sebagai upaya untuk mengantisipasi kebakaran diakibatkan korsleting listrik. Di tengah kondisi saat ini, menurut Danny Pomanto perlu dekat dengan masyarakat menampung semua keluhan yang ada. (Shasa Anastasya/C)

  • Bagikan