Petahana DPD Jangan Anggap Remeh Penantang

  • Bagikan
Prof Sukri Tamma

Sebab menurutnya, pergeseran basis sangat rentan terjadi. Sehingga, petahana harus memastikan benteng pertahanannya kokoh dari gempuran pendatang baru. Terlebih lagi bagi penantang yang memang sudah punya nama besar dengan basis jelas.

”Intinya ini tarung bebas. Petahana tidak boleh santai-santai kalau mau menang lagi. Apalagi penantangnya ini banyak dari kalangan besar yang mewakili klan tertentu. Misalnya Toraja, pendeta sangat dihormati. Sehingga bisa saja kandidat dari sana menggerus suara petahana selama ini,” bebernya.

Selain itu, para kandidat sudah pasti punya basis utama di daerah tertentu. Kota Makassar hampir dipastikan menjadi poros paling sesak dibanding daerah lain. Namun wilayah kabupaten seperti Bone, Toraja dan Luwu Raya juga bisa jadi ajang rebutan.

Misalnya saja Yagkin Padjalangi, dan Muh Ihsan, mereka sama-sama punya nama besar di Bone dan Makassar. Selanjutnya Tamsil Linrung, Diza Ali, Al Hidayat, Idrus Paturusi, Yusran Paris, dan Chairil Anwar, tentu akan banyak memaksimalkan basis di Makassar.

Sementara Andi Hatta dan Datu Luwu Andi Maradang Mackulau, tentu akan menjadikan Luwu Raya sebagai poros suara. Selanjutnya Lily Amelia dan Pendeta Musa Salusu diprediksi bakal tempur habis-habisan di Toraja.

”Mereka kan pasti punya basis utama. Sisanya baru akan diratakan di seluruh kabupaten/kota sedikit demi sedikit. Kan target suara banyak, tahun 2019 saja yang paling rendah di atas 300 ribu, hampir 400 ribu. Tentu mereka akan perkuat di basis poros dulu, dan Makassar pasti akan sesak,” tutupnya. (Fahrullah/B)

  • Bagikan