Doa dari Pemimpin Dunia di Bulgaria buat Anies Baswedan

  • Bagikan
Anies Baswedan

Hafid Abbas
Professor Tamu pada Tsai Lecture Series, Asia Center, Harvard University (2006)

RAKYATSULSEL - Sungguh satu pengalaman berharga dan berkesan ketika berada di Sofia, 10-11 Maret 2016, kami bertiga, Anies Baswedan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ketika itu, Hermien Y. Kleden (Pemimpin Redaksi Tempo versi Bahasa Inggeris) dan saya memenuhi undangan UNESCO yang menyelenggaarakan Konferensi Internasional yang bertemakan Which Values Unite Us Today. Konferensi ini didukung oleh Public Policy Institute, Bulgaria, Geneva Spiritual Appeal, dan Sofia University dan dibuka oleh Direktur Jenderal UNESCO Irina Bokova yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Bulgaria.

Seusai pembukaan, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Rossen Plevneliev, President of the Republic of Bulgaria, Tsetska Tsacheva, President of the National Assembly, Bulgaria, William McComish, Hon. President, Geneva Spiritual Appeal, Switzerland,  Anastas Gerdjikov, Rector of Sofia University, dan Jose Ramos-Horta, Nobel Peace Prize 1996, mantan Presiden dan Perdana Menteri Timor Leste. Mereka sebagian menyampaikan sambutannya melalui video message.

Seusai acara seremonial itu, Anies Baswedan menyampaikan pidato kunci tentang kebhinekaan Indonesia dari segi bahasa, etnik, adat istiadat dan kebudayaan, namun menyatu menjadi satu bangsa dengan moto “Bhinneka Tunggal Ika.”  

Masyarakat internasional dapat menyaksikan betapa Indonesia yang memiliki lebih 300 bahasa dan dialek yang berbeda, namun bersepakat menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu sejak 1928.

Bahasa yang dipilih justru bukan bahasa yang paling banyak digunakan, melainkan diambil dari lingua franca Melayu yang menumbuhkan rasa bahasa yang egaliter.

  • Bagikan