MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Adnan Purichta Ichsan akhirnya turut meramaikan bursa figur bakal calon gubernur Sulawesi Selatan. Meski terkesan 'selow', namun bupati Gowa dua periode ini telah memastikan niat untuk ikut berkontestasi.
Nama Adnan kerap berada dalam lima besar survei sebagai sosok yang punya pengaruh kuat dalam Pilgub Sulsel--baik sebagai posisi calon gubernur maupun wakil gubernur. Gas 'tipis-tipis' Adnan dengan mendaftar ke partai politik menambah atmosfer politik di Sulsel kian menghangat.
Adnan akhirnya menentukan arah politiknya menyambut pemilihan kepala daerah serentak, 27 November 2024 dengan mendaftar ke dua partai sekaligus, Kamis (30//5/2024). Dia mengutus tim kerabat untuk mewakili mengambil formulir ke Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Demokrat Sulsel.
Tim Kerabat Adnan, Andi Ian Kurniawan Latanro mengatakan, pihaknya dipercayakan untuk mewakili Adnan dalam pengambilan formulir bakal calon gubernur 2024. Menurut dia, Adnan akan mengupayakan untuk hadir langsung saat formulir dikembalikan.
"Semoga saat pengembalian, Adnan berkesempatan dan agendanya sebagai bupati tidak bertepatan dengan acara lainnya," ujar Ian Latanro.
Legislator dari Fraksi Demokrat Sulsel itu mengatakan, formulir pendaftaran di PKB dan Demokrat akan segera dilengkapi untuk kemudian secepatnya dilakukan pengembalian. Menurut dia, selain ke PKB sebagai pemegang delapan kursi dan Demokrat yang mengontrol tujuh kursi di DPRD Sulsel, Adnan juga tengah menjajaki komunikasi politik dengan partai-partai lain.
"Ini merupakan upaya untuk memenuhi syarat pengusungan 20 persen di Pilgub. Mengingat syarat maju di Pilgub, pasangan calon setidaknya mendapatkan dukungan 17 kursi di DPRD Sulsel," imbuh dia.
Adanya kesan telat atas sikap Adnan dalam Pilgub Sulsel, dinilai Ian Latanro, sebagai bagian dari strategi tersendiri. Menurut dia, masing-masing figur punya cara berpolitik termasuk dalam membangun komunikasi ke beberapa partai.
"Ada yang sifatnya terbuka, ada punya yang melakukan komunikasi politik tertutup, tiap orang beda cara," ujar dia.
Ian Latanro juga menjelaskan, penjajakan partai politik yang dilakukan Adnan tidak memiliki kaitan dengan munculnya bakal pasangan calon Andi Sudirman-Fatmawati Rusdi yang telah diumumkan oleh Partai NasDem Sulsel. Menurut dia, pihaknya telah merancang waktu yang tepat dalam mengambil formulir sekaligus proses pengembalian.
"Semua tokoh-tokoh yang muncul punya timeline masing–masing, tidak saling berhubungan satu sama lain," ujar dia.
Ian Latanro mengatakan, proses politik di Pilgub Sulsel akan sangat dinamis. Bila kali ini Adnan membidik posisi bakal calon gubernur, maka, kata dia, bisa saja pertimbangan lain akan menjadi calon wakil gubernur.
"Semua masih bisa terjadi. Kami melihat perkembangan karena komunikasi politik sementara terjalin. Semua kemungkinan-kemungkinan itu ada," imbuh Ian Latanro.
Legislator Demokrat di DPRD Sulsel ini mengungkapkan komunikasi politik Adnan dengan sejumlah figur potensial yang siap maju pilgub berjalan baik. Meski demikian, kata dia, pembicaraan belum sampai pada posisi calon gubernur maupun calon wakil gubernur.
"Tentang posisinya akan dilihat karena masih amat cair. Belum ada ketentuan posisi 01 atau 02, belum ada pembicaraan ke situ. Yang penting kami daftar dulu supaya komunikasi dengan partai berjalan baik," kata dia.
Sementara itu, Tim Kerabat Bupati Adnan lainnya, Fauzi Andi Wawo menuturkan, alasan memilih mendaftar di PKB dan Demokrat sesuai arahan Adnan yang juga adalah Sekretaris Jenderal Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia tersebut.
"Kami tunggu amanah lagi, insyaallah akan mendaftar ke partai lain. Untuk sementara baru dua partai, nanti dilihat lagi seperti apa arahan Adnan untuk mendaftar ke partai mana lagi, itu yang kami jalankan," ujar Fauzi.
Fauzi mengatakan, pendaftaran Adnan di PKB dan Demokrat merupakan bentuk keseriusannya bertarung di Pilgub Sulsel. Dia mengatakan, sejak awal berbagai kalangan masyarakat meminta Adnan segera menentukan politik di pilkada serentak.
"Adnan punya kompetensi. Sangat disayangkan kalau kemampuannya mengelola pemerintahan tidak dimanfaatkan ke depan. Kami kerabat dekat Adnan merasa harus mendorong di kontestasi Pilgub," imbuh Fauzi.
Adnan dinilai punya banyak nilai tawar untuk bisa digaet sejumlah partai politik (parpol) maju dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulsel 2024. Selain sebagai tokoh politik muda, kualitas dan elektabilitasnya juga sudah dibuktikan dengan keterpilihannya sebagai kepala daerah dua periode.
"Adnan itu justru merupakan tokoh muda, politisi muda yang berpengalaman dan berprestasi. Memiliki pengalaman di pemerintahan, citra positif atas kinerjanya itu bisa menjadi nilai jualnya. Dengan modal itu Adnan tentu bisa di lirik oleh partai," ujar pengamat politik komunikasi dari Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Profesor Firdaus Muhammad.
Namun untuk maju di Pilgub Sulsel 2024, Adnan disebut perlu lebih kerja keras lagi meyakinkan sejumlah parpol mengusungnya. Mengingat hingga saat ini, belum ada satupun parpol yang menyatakan sikap mendukung Adnan maju dalam Pilgub Sulsel 2024, termasuk partai tempatnya bernaung saat ini, yakni Partai Golkar.
Jika melihat sosok Adnan, Profesor Firdaus menyebut secara kualitas patut untuk diperhitungkan termasuk jika maju sebagai 01 dalam Pilgub Sulsel. Tinggal bagaimana mengupayakan rekomendasi parpol dikantongi.
"Tinggal itu, bagaimana sekarang Adnan membangun komunikasi politik lintas partai. Dan itu bisa dia dapatkan dengan cara meyakinkan partai-partai tersebut," terangnya.
Firdaus menurutkan, untuk pendamping Adnan semua figur bisa, termasuk sesama partainya sendiri yakni Ilham Arief Sirajuddin (IAS), maupun Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani. Hanya saja, kata Firdaus, jika paket sesama partainya sedikit kurang menguntungkan dikarenakan harus kerja keras lagi untuk mendapatkan rekomendasi partai-partai lain.
"Itu juga bisa kalau IAS bisa mendapatkan rekomendasi partai terutama Golkar, kemudian juga Adnan membangun komunikasi politik untuk mendapatkan rekomendasi partai lain. Setidak mencari figur yang bisa saling melengkapi," imbuh dia.
Peluang-peluang Adnan dalam Pilgub Sulsel 2024 dinilai sangat besar, terlebih almarhum ayahnya yakni Ichsan Yasin Limpo pernah ikut maju bertarung dalam Pilgub 2018, berpasangan Andi Mudzakkar lewat jalur non partai atau jalur independen.
Menurut Firdaus, jejaring politik dan jejaring akar rumput paman Adnan, Syahrul Yasin Limpo (SYL) bisa dibangkitkan kembali. Apalagi diketahui, SYL pernah menjabat dua periode sebagai gubernur Sulsel.
"Simpul-simpul almarhum (Ichsan Yasin Limpo) dan Pak Syahrul ini bisa dipetakan kembali, dihidupkan kembali oleh Adnan. Potensi itu ada, jejaring-jejaringnya ada. Adnan pasti sudah tahu pemetaannya, di mana basis paman dan ayahnya dulu. Dan saya kira pemetaan politik, Adnan sangat paham," ujar dia.
"Kalau itu dihidupkan kembali bisa semakin memperkuat (Adnan). Tinggal itu tantangan terberatnya sekarang adalah bagaimana mendapatkan rekomendasi partai agar cukup untuk mengusungnya bersama figur lain," sambung Firdaus.
Danny-Indah Menguat
Wacana pasangan Moh Ramdhan Pomanto dan Indah Putri Indriani di Pilgub Sulsel kian menguat. Pasangan ini siap menjadi penantang bagi pasangan Andi Sudirman dan Fatmawati Rusdi.
Indah terlihat mendatangi kediaman pribadi Danny Pomanto di Jalan Amirullah Makassar, kemarin. Indah menyatakan kedatangannya hanya silaturahmi. Meski begitu, keduanya sempat berbincang empat mata.
Indah mengaku, meminta Danny Pomanto sebagai wali kota untuk menjaga baliho miliknya yang terpasang di berbagai sudut.
"Kami meminta pak Danny untuk menjaga baliho saya di Makassar. Ini bagian dari sosialisasi kami agar lebih dekat dengan warga Makassar. Saya memohon doa yang terbaik," imbuh Indah.
Ketua Golkar Luwu Utara ini juga menegaskan bahwa kontestasi Pilgub Sulsel 2024 harus dijalani dengan semangat penuh kegembiraan.
"Marilah jalani pesta demokrasi ini dengan hati yang riang gembira. Yang terpenting, doakan yang terbaik," ucap Bupati Luwu Utara dua periode itu.
Mengenai potensi pasangan dengan Danny, Indah menyatakan bahwa ia membutuhkan doa restu dari masyarakat Makassar dan Sulsel secara umum.
Sementara itu, Danny Pomanto masih menunggu restu dari Istana sebelum mengumumkan pencalonan dirinya di Pilgub Sulsel. Sebelum deklarasi, Danny akan meminta restu dari Istana sebagai bentuk penghormatan, atau dalam istilah Bugis dikenal sebagai "mappatabe".
Wali Kota Makassar dua periode ini telah menyatakan kesiapannya untuk bertarung di Pilgub Sulsel. Menurut Danny, untuk maju dalam kompetisi Pilgub, restu dari Istana adalah sebuah keharusan bagi setiap calon.
Menurut Danny, restu dari pemerintah pusat sangat diperlukan, mengingat Sulsel adalah penopang Ibukota Nusantara (IKN), sehingga kolaborasi dengan pemerintah pusat sangat penting.
"Kalau saya prinsipnya adalah menjadi gubernur Sulsel yang menjadi penopang utama IKN itu harus didukung oleh pemerintah pusat," ujar Danny.
Danny menambahkan bahwa ia tidak akan berani bertarung di Pilgub Sulsel tanpa restu dari Istana. Jika ia mendeklarasikan pencalonannya, itu berarti restu tersebut sudah diperoleh.
"Tanpa dukungan pemerintah pusat, saya kira tidak usah maju, itu intinya," ujar dia. (suryadi-isak pasa'buan/C)